Bisnis.com, JAKARTA — Emiten yang bergerak pada bisnis otomotif, PT Industri dan Perdagangan Bintraco Dharma Tbk. tetap optimistis dapat mencapai target tahunan yang ditetapkan oleh perseroan kendati industri otomotif dalam negeri sedang melemah.
Emiten berkode saham CARS tersebut turut terkena imbas atas melemahnya industri otomotif dalam negeri. Hal tersebut terlihat dari penurunan laba bersih tahun berjalan perseroan sepanjang semester I/2019.
Berdasarkan laporan keuangan semester I/2019 perseroan, CARS mencatatkan laba bersih tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk senilai Rp85,01 miliar, hasil tercatat lebih rendah 40,64% dibandingkan dengan tahun sebelumnya Rp143,22 miliar.
Pada periode tersebut, beban lain-lain perseroan melonjak cukup tajam sebesar 72,08% dari yang sebelumnya Rp4,98 triliun menjadi Rp8,57 triliun.
Adapun, sepanjang paruh pertama 2019, CARS mengantongi pendapatan senilai Rp3,17 triliun, tercatat tumbuh moderat dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Sementara beban pokok perseroan tercatat meningkat tipis menjadi Rp2,77 triliun dari Rp2,76 triliun.
Sementara itu, liablitas CARS pada periode tersebut tercatat senilai Rp6,27 triliun dan ekuitas senilai Rp1,97 triliun.
Baca Juga
Sekretaris Perusahaan Bintraco Dharma Lina Ibrahim menjelaskan bahwa penurunan laba bersih tahun berjalan pada periode tersebut disebabkan oleh penurunan marjin laba kotor dan peningkatan beban bunga.
Adapun, penurunan laba kotor perseroan disebabkan oleh kurangnya kombinasi produk campuran dan menurunnya volume pada periode tersebut. Sepanjang semester I/2019, penjualan mobil CARS turun sejalan dengan industri penjualan mobil dalam negeri yakni sebesar 13%.
“Sementara beban bunga disebabkan pinjaman untuk usaha rental serta pembayaran bunga untuk fixed aset yang sudah selesai konstruksinya,” ujarnya kepada Bisnis, Kamis (1/8/2019).
Dia menjelaskan bahwa perseroan masih optimistis kinerja pada semester II/2019 akan lebih baik dibandingkan dengan periode sebelumnya, karena ditunjang dengan kondisi makro yang dapat mendorong perseroan mengejar pelemahan pada semester I/2019.
Lina menambahkan bahwa hingga saat ini perseroan belum memutuskan untuk melakukan perubahan pada target tahunan. Namun jika diperlukan perseroan akan melakukan penyesuaian dengan mengacu pada kondisi makro dan industri otomotif nasional secara umum.
“Namun kami tetap optimistis semester II/2019