Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dibuka Rebound, Penguatan IHSG Menipis Pagi Ini

Berdasarkan data Bloomberg, IHSG dibuka rebound dengan penguatan 0,18 persen atau 11,61 poin ke level 6.3636,84, namun kemudian menipis menjadi 0,04 persen ke level 6.327,59 pada pukul  09.09 WIB.
Karyawan berada di depan papan elektronik yang menampilkan harga saham di Jakarta, Senin (22/7/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam
Karyawan berada di depan papan elektronik yang menampilkan harga saham di Jakarta, Senin (22/7/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks harga saham gabungan (IHSG) dibuka rebound ke zona hijau hari ini, Senin (29/7/2019), meskipun penguatannya menipis di awal perdagangan.

Berdasarkan data Bloomberg, IHSG dibuka rebound dengan penguatan 0,18 persen atau 11,61 poin ke level 6.3636,84, namun kemudian menipis menjadi 0,04 persen ke level 6.327,59 pada pukul  09.09 WIB.

IHSG mampu rebound setelah pada perdagangan Jumat (26/7), IHSG ditutup merosot 1,19 persen atau 76,13 poin ke level 6.325,24.

Empat dari sembilan sektor IHSG bergerak menguat pagi ini, dipimpin oleh sektor industri dasar yang menguat 0,31 persen, disusul finansial yang naik 0,19 persen. Adapun lima sektor lain melemah, dipimpin oleh sektor infrastruktur (-0,25 persen).

Dari 652 saham yang diperdagangkan, 96 saham di antaranya menguat, sedangkan 23 saham melemah, dan 533 saham lainnya stagnan.

Saham Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) menjadi pendorong utama penguatan IHSG pagi ini dengan kenaikan 0,9 persen, disusul oleh saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang menguat 0,48 persen.

Sementara itu, bursa saham Asia bergerak mayoritas melemah, dengan indeks Topix dan Nikkei 225 Jepang melemah masing-masing 0,38 persen dan 0,47 persen, sedangkan indeks Shanghai Composite turun 0,08 persen.

Analis FAC Sekuritas Wisnu Prambudi Wibowo menjelaskan, IHSG akan bergerak menguat terbatas sepanjang pekan ini didorong oleh sentimen domestik maupun eskternal.

"Dominannya mugkin lebih dari eksternal. Dari eskternal bukan hanya suku bunga AS, tapi ada kebijakan moneter Jepang dan kebijakan Bank Sentral Inggris [BOE]," kata Wisnu kepada Bisnis, Minggu (28/7/2019).

Wisnu menjelaskan, dari domestik, rilis laporan keuangan emiten kuartal II/2019 tak akan mampu mengangkat performa indeks secara signifikan.

Pasalnya, kinerja perusahaan tercatat selama periode Januari--Juni 2019 tersebut tampil lebih rendah ketimbang pencapaian pada periode yang sama tahun lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper