Bisnis.com, JAKARTA – Emiten properti PT Puradelta Lestari Tbk. (DMAS) meraup pendapatan usaha sebesar Rp985 miliar dengan laba bersih senilai Rp626 miliar pada semester I/2019.
Jumlah pendapatan itu naik empat kali lipat dibandingkan dengan pendapatan usaha pada semester I/2018 sebesar Rp247 miliar atau sekitar 298,78 persen. Adapun laba bersih Perseroan meningkat sebesar 565,95 persen dibandingkan laba bersih Perseroan di semester pertama tahun sebelumnya sebesar Rp94 miliar.
Tondy Suwanto, Direktur Independen Perseroan menjelaskan bahwa kenaikan signifikan pendapatan usaha ini terutama berasal dari raihan marketing sales DMAS di semester I/2019.
“Permintaan akan lahan di Kota Deltamas memang telah meningkat dari akhir tahun lalu, yang kemudian dapat kami konversikan sebagai penjualan. Bahkan, hingga saat ini masih ada sekitar 150 hektar permintaan lahan industri di Kota Deltamas,” katanya pada Jum’at (26/7).
Segmen komersial, lanjutnya, memberikan kontribusi terbesar dengan mencatatkan pendapatan usaha sebesar Rp598 miliar atau 60,6 persen. Sementara segmen industri menyumbang pendapatan usaha sebesar Rp374 miliar atau memberikan kontribusi 38,0 persen. Adapun sekitar 1,4 persen pendapatan usaha disumbangkan dari segmen hunian, rental, dan hotel.
Selain itu, DMAS membukukan pelambatan dalam pertumbuhan beban usaha sebesar 10,2 persen, jauh lebih rendah dibandingkan pertumbuhan pendapatan usaha. Dengan begitu laba usaha DMAS dapat tumbuh sebesar 896,6 persen menjadi Rp572 miliar dibandingkan semester pertama tahun 2018 sebesar Rp57 miliar.
Baca Juga
Marjin laba usaha tercatat sebesar 58,1 persen, lebih tinggi dibandingkan marjin laba usaha di periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 23,3 persen.
Laba kotor Perseroan tumbuh sebesar 391,6 persen menjadi Rp656 miliar dibandingkan laba kotor semester pertama tahun 2018 sebesar Rp133 miliar. Hal ini disebabkan karena meningkatnya kontribusi dari segmen komersial yang menghasilkan marjin laba kotor yang lebih tinggi dibandingkan segmen lainnya, yaitu di atas 70 persen, dan meningkatnya marjin laba kotor dari segmen industri dari 52,0 persen menjadi 55,6 persen.
Adapun posisi kas DMAS ikut meningkat sebesar 20,3 persen menjadi Rp896 miliar dari posisi kas per 30 Juni 2018 sebesar Rp745 miliar. “Posisi kas tersebut adalah posisi kas yang tercatat setelah kami membagikan dividen,” ujar Tondy.
Sebelumnya, pada bulan Mei 2019, DMAS telah membagikan dividen tunai sebesar Rp1,01 triliun kepada para pemegang sahamnya.
Adapun jumlah aset Perseroan per 30Juni 2019 tercatat sebesar Rp7,46 triliun, sedikit menurun dibandingkan jumlah aset per 31 Desember 2018sebesar Rp7,50 triliun. Menurunnya aset Perseroan terutama dikarenakan oleh menurunnya persediaan.
Adapun jumlah liabilitas Perseroan per 30 Juni 2019 tercatat sebesar Rp663 miliar, meningkat dibandingkan jumlah liabilitas per 31 Desember 2018 sebesar Rp312 miliar. Tondy menyebut meningkatnya liabilitas Perseroan terutama disebabkan oleh meningkatnya uang muka penjualan.
Pada perdagangan Jumat (26/7/2019), saham DMAS ditutup pada harga Rp304, turun 0,7 persen dari harga pembukaan.