Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Astra Agro (AALI) Targetkan Biaya Produksi CPO Turun 16,6 Persen

Saat ini biaya produksi CPO PT Astra Agro Lestari Tbk. sekitar US$400 per ton atau Rp6.000 per kg. Emiten perkebunan berkode saham AALI itu menargetkan bisa mengurangi biaya produksi sampai Rp5.000/kg pada kuartal III/2019.
 Direktur Utama Astra Agro Lestari Santosa./Bisnis-Novita S. Simamora
Direktur Utama Astra Agro Lestari Santosa./Bisnis-Novita S. Simamora

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten perkebunan kelapa sawit PT Astra Agro Lestari Tbk. berupaya menurunkan biaya produksi minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) sekitar 16,66% menjadi Rp5.000 per kg pada kuartal III/2019.

Direktur Astra Agro Lestari M. Hadi Sugeng mengatakan saat ini biaya produksi CPO perseroan sekitar US$400 per ton atau Rp6.000 per kg.

Emiten perkebunan berkode saham AALI itu menargetkan bisa mengurangi biaya produksi sampai Rp5.000/kg pada kuartal III/2019.

“Target kami kuartal III/2019 nanti [biaya produksi CPO] jadi Rp5.000/kg. Tidak banyak yang kami pangkas. Hanya saja kalau bisa dilakukan teknologi dan mekanisasi ya kita jalankan. Supaya biaya operasi turun dan tingkatkan sinergi antara departemen,” katanya kepada Bisnis.com, akhir pekan lalu.

AALI, lanjutnya, menargetkan bisa memproduksi 1,8 juta ton CPO yang terdiri atas 1 juta ton CPO dari kebun sendiri dan sisanya beli dari luar. Dari produksi itu, 70% akan diekspor sedangkan 30% akan dijual untuk pasar lokal.

Hadi memproyeksikan pada semester kedua, pasar CPO akan jauh lebih baik. Pasalnya, sampai dengan Juli curah hujan masih rendah. Dengan begitu, kemungkinan ledakan produksi seperti 2018 di mana jumlah CPO melonjak sampai 5 juta ton tidak akan terjadi.

“Curah hujan berkurang. Biasanya habis Lebaran tinggi, ini masih aman. Jadi penurunan harga akibat kelebihan produksi sepertinya tidak banyak terjadi,” katanya.

Menurutnya, ledakan produksi adalah salah satu penyebab industri minyak sawit goyang. Pasalnya, produsen kesulitan mencari pasar baru ditambah dengan memanasnya perang dagang antara China dan Amerika serikat.

AALI pun tengah menjajaki pasar baru, seperti Pakistan dan wilayah Timur Tengah. Dia berharap akan ada kepastian pada semester kedua tahun ini.

AALI membukukan pendapatan Rp4,23 triliun pada kuartal I/2019 turun 4,79% secara tahunan. Perinciannya, pendapatan dari segmen minyak sawit mentah dan turunannya senilai Rp3,81 triliun, inti sawit dan turunannya Rp370,66 miliar, dan pemasukan lain Rp50,54 miliar.

Di sisi lain, AALI baru saja menyabet penghargaan Bisnis Indonesia Award 2019 untuk sektor perkebunan melampaui enam emiten lainnya, yaitu PT Dharma Samudera Fishing Industries Tbk, PT Dharma Satya Nusantara Tbk, PT PP London Sumatra Indonesia Tbk, PT Sampoerna Agro Tbk, PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk, dan PT Tunas Baru Lampung Tbk.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Pandu Gumilar
Editor : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper