Bisnis.com, JAKARTA - Harga minyak mentah mengikis sebagian besar penguatannya dan ditutup naik tipis pada perdagangan Senin (8/7/2019), saat keresahan seputar kondisi ekonomi menghantui pasar.
Berdasarkan data Bloomberg, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak Agustus 2019 ditutup naik tipis 15 sen di level US$57,66 di New York Mercantile Exchange, setelah sempat naik tajam 1,7 persen.
Di sisi lain, harga minyak mentah Brent untuk pengiriman Agustus 2019 menyerah di zona merah dan berakhir turun 12 sen di level US$64,11 per barel di ICE Futures Europe Exchange.
Harga minyak di AS sebelumnya mampu menguat lebih dari 1 persen pada sesi perdagangan Senin setelah BP Plc mengalihkan sebuah kapal di Teluk Persia karena khawatir mungkin akan menjadi target pembalasan setelah pasukan Inggris menangkap sebuah kapal tanker Iran pekan lalu.
Arab Saudi, sementara itu, mengatakan pihaknya telah menggagalkan serangan terhadap sebuah kapal komersial di Laut Merah oleh pemberontak Houthi yang didukung Iran.
Bagaimanapun, menurut Ashley Peterson, seorang analis minyak di Stratas Advisors LLC., meluncurnya harga minyak kemudian menjelang akhir perdagangan menunjukkan pedagang masih bergulat dengan sentimen negatif utama.
“Volume perdagangan musim panas yang relatif ringan mungkin telah memperburuk penurunan. Ini bisa menjadi contoh pasar masih memperkirakan yang terburuk,” terang Peterson, seperti dikutip dari Bloomberg.
Harga minyak mentah turun pekan lalu ketika kekhawatiran tentang memburuknya permintaan global membayangi langkah Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan aliansinya untuk memperpanjang upaya pengurangan produksi.
Investor juga menunggu penyampaian testimoni oleh Gubernur Federal Reserve Jerome Powell di depan Kongres AS pekan ini, yang dapat memberi kejelasan tentang rencana bank sentral AS ini soal penurunan suku bunga.
“Berita mengenai Iran tentu saja mendominasi sentimen di pasar, tetapi saya juga berpikir aksi jual pasca OPEC sedikit tidak beralasan,” jelas Michael Tran, direktur pelaksana strategi energi di RBC Capital Markets LLC. “Jadi investor tergerak karena risiko yang lebih geopolitik dan pasar yang kemungkinan oversold.”
Lebih lanjut menurut Tran, WTI akan berjuang untuk mempertahankan pergerakan di atas level harga yang rendah di US$60. Adanya kapasitas kilang baru di China berarti Asia dipenuhi dengan bensin dan bahan bakar lain, sehingga membatasi permintaan minyak mentah.
“Untuk mendapatkan reli yang berkelanjutan dan material, pertama-tama kita perlu membersihkan pasar global untuk produk-produk olahan,” tambah Tran.
Pergerakan minyak mentah WTI kontrak Agustus 2019 | ||
---|---|---|
Tanggal | Harga (US$/barel) | Perubahan |
8/7/2019 | 57,66 | +0,15 poin |
5/7/2019 | 57,51 | +0,17 poin |
Pergerakan minyak mentah Brent kontrak September 2019 | ||
---|---|---|
Tanggal | Harga (US$/barel) | Perubahan |
8/7/2019 | 64,11 | -0,12 poin |
5/7/2019 | 64,23 | +0,93 poin |
Sumber: Bloomberg