Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Demi Ekspansi, Emiten-emiten Ini Tahan Laba

Sejumlah emiten memilih menyimpan laba yang diraih pada 2018 untuk digunakan sebagai modal melebarkan sayap bisnis.
Karyawan melintas di dekat layar penunjuk pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Rabu (12/6/2019)./Bisnis-Felix Jody Kinarwan
Karyawan melintas di dekat layar penunjuk pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Rabu (12/6/2019)./Bisnis-Felix Jody Kinarwan

Bisnis.com, JAKARTA — Di tengah tingginya kebutuhan ekspansi, sejumlah emiten memutuskan untuk tidak membagikan dividen untuk kinerja 2018 meski mampu membukukan keuntungan.

Sekretaris Perusahaan PT Dian Swastatika Sentosa Tbk. Susan Chandra mengungkapkan perseroan telah menetapkan penggunaan laba bersih US$89,35 juta pada 2018. Emiten berkode saham DSSA itu akan menggunakan US$100.000 untuk cadangan wajib perseroan dan US$89,25 juta sisanya disimpan sebagai laba ditahan.

“Untuk pengembangan atau penyelesaian proyek eksisting dan proyek baru jika ada,” ujarnya kepada Bisnis, Selasa (9/7/2019).

Seperti diketahui, DSSA menjalankan empat lini bisnis yakni pertambangan dan perdagangan batu bara, penyediaan tenaga listrik, multimedia, dan perdagangan pupuk serta bahan kimia. Perseroan menganggarkan belanja modal atau capital expenditure sebesar US$200 juta pada 2019.

Head of Investor Relations and Treasury PT Vale Indonesia Tbk. (INCO) Adi Susatio juga mengungkapkan pihaknya tidak membagi dividen untuk kinerja 2018.

“Persiapan untuk growth project,” paparnya kepada Bisnis. 

Sebelumnya, Direktur INCO Bernardus Irmanto menjelaskan pertimbangan utama yakni kondisi kas perseroan sehingga keuntungan dicadangkan. Tahun ini, perseroan mengalokasikan belanja modal senilai US$165 juta, lebih tinggi dari anggaran tahun lalu yang sebesar US$83 juta.

INCO tengah mengincar dua proyek pengembangan besar, yakni pengembangan smelter feronikel di Bahadopi, Sulawesi Tengah dan smelter nikel di Pomalaa, Sulawesi Tenggara. Proyek tersebut diklaim tengah dalam proses negosiasi final. 

PT Dewata Freightinternational Tbk. juga memutuskan untuk tidak menebar dividen atas laba bersih perseroan pada tahun buku 2018. Direktur Keuangan Dewata Freightinternational Nurhasanah menerangkan keputusan tersebut diambil perseroan guna memperkuat permodalan untuk rencana ekspansi bisnis.

Pada 2019, perseroan berencana untuk berekspansi ke dalam bisnis logistik energi. Perseroan tengah bersiap untuk merampungkan inisiasi kontrak untuk pengiriman batu bara di wilayah Kalimantan dengan nilai investasi sebesar Rp200 miliar.

“Jadi karena target kami sesuai dengan business line ada Rp347 miliar [target revenue] rencana tahun ini. Jadi, kami akan memperkuat permodalan untuk tahun ini, sehingga kami bisa mencapai target,” ujarnya saat dihubungi Bisnis, Selasa (9/7).

Berdasarkan pemberitaan Bisnis sebelumnya, sederet emiten lainnya juga memutuskan untuk tidak membagi dividen meski mampu membukukan keuntungan pada 2018, seiring dengan tingginya kebutuhan ekspansi tahun ini. Emiten-emiten tersebut termasuk PT Totalindo Eka Persada Tbk., PT Buana Lintas Lautan Tbk., PT Satria Antaran Prima Tbk., dan PT Adi Sarana Armada Tbk. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Annisa Margrit
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper