Bisnis.com, JAKARTA – Reli harga batu bara di bursa Newcastle masih tak terpatahkan bahkan membukukan kenaikan besar pada akhir perdagangan Kamis (4/7/2019).
Berdasarkan data Bloomberg, harga batu bara di bursa ICE Newcastle untuk kontrak Agustus 2019 ditutup melonjak 5,73 persen atau 4,20 poin di level 77,45.
Reli harga batu bara kontrak Agustus berlanjut untuk hari kelima berturut-turut setelah berakhir naik tajam 3,24 persen atau 2,30 poin di posisi US$73,25 per metrik ton pada perdagangan Rabu (3/7/2019).
Harga batu bara untuk kontrak lebih aktif September 2019 ikut melonjak lebih dari 5 persen atau 3,95 poin dan berakhir di posisi 77,85 pada Kamis (4/7), reli hari kelima beruntun.
Di bursa ICE Rotterdam, harga batu bara untuk kontrak teraktif September 2019 pun melonjak 4,76 persen atau 2,65 poin dan ditutup di level 58,30 pada perdagangan Kamis (4/7).
Sebaliknya, harga batu bara thermal untuk pengiriman September 2019 di Zhengzhou Commodity Exchange, lanjut berakhir melemah 0,81 persen atau 4,8 poin di level 587,6 yuan per metrik ton, penurunan hari ketiga.
“Permintaan memasuki puncak musim berada di bawah ekspektasi, sehingga menekan harga dalam jangka pendek,” papar Huatai Futures dalam risetnya, seperti dikutip dari Bloomberg.
Di sisi lain, harga minyak mentah melemah karena kekhawatiran bahwa pertumbuhan ekonomi yang melambat akan menghalangi permintaan energi. Sentimen ini menutupi kekhawatiran bahwa konfrontasi dengan Iran dapat mengancam pasokan.
Harga minyak Minyak West Texas Intermediate untuk pengiriman Agustus melemah 0,37 poin atau 0,7 persen ke level US$56,97 per barel di New York Mercantile Exchange pukul 11.37 waktu setempat.
Karena libur Hari Kemerdekaan di AS pada Kamis (4/7/2019), penyelesaian perdagangan pada hari itu hanya akan terjadi pada Jumat (5/7/2019).
Sementara itu, minyak Brent untuk kontrak September ditutup melemah 0,52 poin atau 0,81 persen ke level US$63,30 per barel di ICE Futures Europe Exchange, setelah menguat 2,3 persen pada perdagangan Rabu (3/7).
Dilansir Bloomberg, harga minyak melemah menyusul kembali munculnya kekhawatiran atas permintaan karena serangkaian indikator ekonomi yang lamban dari AS, China dan Eropa, bahkan ketika Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya sepakat untuk memperpanjang penurunan produksi.
Pada hari Kamis, pasukan khusus Inggris menyita sebuah supertanker dari Gibraltar yang membawa minyak Iran ke Suriah. Hal ini memang memicu pertikaian diplomatik, tetapi tidak cukup untuk menaikkan harga.
Minyak WTI telah melemah sepanjang pekan ini setelah anjlok 4,8 persen pada perdagangan Selasa, penurunan terburuk tepat setelah pertemuan OPEC dalam lebih dari empat tahun.
Meskipun Sekretaris Jenderal OPEC Mohammad Barkindo menggambarkan penurunan itu sebagai anomali, Gubernur Bank of England Mark Carney memperingatkan bahaya dari meningkatnya proteksionisme di seluruh dunia dan mengatakan mungkin ada perlambatan yang mungkin memerlukan kebijakan ekonomi utama.
"Ada kekhawatiran yang sangat nyata bahwa pertumbuhan permintaan melemah. Kami pikir masih ada sejumlah besar risiko kenaikan harga mengingat ketegangan Iran-AS mendidih," ungkap Daniel Ghali, analis komoditas TD Securities, seperti dikutip Bloomberg.
Pergerakan harga batu bara kontrak Agustus 2019 di bursa Newcastle | |
---|---|
Tanggal | US$/MT |
4 Juli | 77,45 (+5,73 persen) |
3 Juli | 73,25 (+3,24 persen) |
2 Juli | 70,95 (+2,09 persen) |
Sumber: Bloomberg