Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kurs Tengah Melemah 23 Poin, Won Korsel Terlesu di Asia

Bank Indonesia mematok kurs tengah hari ini, Selasa (2/7/2019) di level Rp14.140 per dolar AS, melemah 23 poin atau 0,16 persen dari posisi Rp14.117 pada Senin (1/7/2019).
Uang rupiah./Bloomberg-Brent Lewin
Uang rupiah./Bloomberg-Brent Lewin

Bisnis.com, JAKARTA – Bank Indonesia mematok kurs tengah hari ini, Selasa (2/7/2019) di level Rp14.140 per dolar AS, melemah 23 poin atau 0,16 persen dari posisi Rp14.117 pada Senin (1/7/2019).

Kurs jual ditetapkan di Rp14.211 per dolar AS, sedangkan kurs beli berada di Rp14.069 per dolar AS. Selisih antara kurs jual dan kurs beli adalah Rp142.

Adapun berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah di pasar spot terpantau melemah 33 poin atau 0,23 persen ke level Rp14.146 per dolar AS pada pukul 09.26 WIB dari level penutupan perdagangan sebelumnya.

Pada perdagangan Senin (1/7), rupiah mampu terapresiasi 0,09 persen atau 13 poin dan berakhir di level Rp14.113 per dolar AS, apresiasi hari ketiga berturut-turut.

Nilai tukar rupiah mulai tergelincir dari penguatannya dengan dibuka terdepresiasi tipis 0,08 persen atau 11 poin di level Rp14.124 per dolar AS. Sepanjang perdagangan pagi ini, rupiah bergerak di kisaran Rp14.124-Rp14.146 per dolar AS.

Sejalan dengan rupiah, mayoritas mata uang di Asia ikut melemah terhadap dolar AS, dipimpin won Korea Selatan yang melorot 0,69 persen ke level 1.166,80 per dolar AS pukul 11.03 WIB.

Pergerakan kurs mata uang di Asia terhadap dolar AS

Mata uang

Kurs

Pergerakan (persen)

Won Korea Selatan

1.166,80

-0,69

Peso Filipina

51,14

-0,24

Rupiah

14.146

-0,23

Yuan Onshore China

6,8639

-0,18

Baht Thailand

30,705

-0,16

Ringgit Malaysia

4,1405

-0,14

Yuan Offshore China

6,8676

-0,14

Rupee India

69,0287

-0,11

Dolar Taiwan

31,010

-0,08

Dolar Singapura

1,3564

-0,04

Dolar Hong Kong

7,7996

+0,18

Yen Jepang

108,41

+0,04

Dilansir dari Bloomberg, won memimpin pelemahan mata uang di kawasan Asia akibat terbebani penguatan dolar AS dan eskalasi perselisihan antara Korea Selatan dan Jepang.

Jepang, seperti diberitakan Reuters, memperketat pembatasan pada ekspor ke Korea Selatan di tengah meningkatnya perselisihan mengenai kerja paksa pada masa perang. Pembatasan ekspor ini diberlakukan pada tiga bahan yang digunakan dalam display dan chip smartphone.

Korsel mengecam tindakan itu sebagai pelanggaran aturan WTO, dan menyatakan akan mengambil langkah-langkah penanggulangan yang diperlukan termasuk mengajukan pengaduan.

“Kekhawatiran tumbuh tentang prospek industri semikonduktor dan display Korsel pascalangkah Jepang dan hal ini dapat membatasi aliran dana,” jelas Jeon Seungji, seorang analis mata uang di Samsung Futures, dalam risetnya, seperti dikutip dari Bloomberg.

Pada saat yang sama, mata uang pasar negara berkembang di Asia juga terbebani munculnya kembali tensi perdagangan global setelah AS memperluas daftar barang Uni Eropa yang dapat dikenakan tarif.

Pemerintah AS menambahkan lebih banyak produk dari Uni Eropa ke daftar barang dapat dikenakan tarif impor, menyusul sengketa subsidi trans-Atlantik yang sudah berjalan lama antara Boeing Co. dan Airbus SE.

Proposal AS untuk menambahkan tarif tambahan terhadap barang-barang dari Uni Eropa mendorong kembali minat untuk aset-aset safe haven yang sempat surut setelah AS dan China sepakat untuk melanjutkan perundingan dagang mereka.

“Tarif yang diusulkan AS untuk UE adalah jumlah yang dapat diabaikan, tetapi langkah macam ini dapat mengecilkan semangat para pemimpin China untuk berupaya mencapai kesepakatan dagang dengan AS,” jelas Kei Yamazaki, fund manager di Sumitomo Mitsui DS Asset Management, Tokyo.

Berbanding terbalik dengan mayoritas mata uang di Asia, nilai tukar yen, yang kerap diburu di masa-masa penuh ketidakpastian, menguat tipis 0,04 persen ke level 108,41 yen per dolar AS pukul 11.03 WIB.  

Sementara itu, indeks dolar Amerika Serikat (AS) yang mengukur kekuatan mata uang dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama dunia, lanjut naik tipis 0,007 poin atau 0,01 persen ke level 96,851 pada pukul 10.53 WIB dari level penutupan perdagangan sebelumnya.

Pergerakan indeks sebelumnya dibuka turun tipis 0,03 persen atau 0,032 poin di level 96,812, setelah berakhir menanjak 0,74 persen atau 0,714 poin di posisi 96,844 pada perdagangan Senin (1/7).

Kurs Transaksi Bank Indonesia (Rupiah)
TanggalKurs

2 Juli

14.140

1 Juli

14.117

28 Juni

14.141

27 Juni

14.180

26 Juni

14.174

Sumber: Bloomberg

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper