Bisnis.com, JAKARTA – Indeks dolar Amerika Serikat (AS) bergerak fluktuatif pada perdagangan pagi ini, Selasa (2/7/2019), setelah membukukan kenaikan signifikan pada sesi perdagangan sebelumnya yang didorong optimisme perundingan perdagangan AS-China.
Berdasarkan data Bloomberg, indeks dolar AS, yang mengukur kekuatan dolar AS terhadap sejumlah mata uang dunia, turun hanya 0,009 poin atau 0,01 persen ke level 96,835 pada pukul 10.16 WIB dari level penutupan perdagangan sebelumnya.
Pergerakan indeks sebelumnya dibuka melandai 0,03 persen atau 0,032 poin di level 96,812, setelah berakhir menanjak 0,74 persen atau 0,714 poin di posisi 96,844 pada perdagangan Senin (1/7).
Setelah bertemu dengan Presiden China Xi Jinping di sela-sela KTT G20, Osaka, Jepang, pada Sabtu (29/6/2019), Presiden AS Donald Trump menyatakan akan menahan pengenaan tarif baru. Sebagai kompensasi, China akan membeli lebih banyak produk pertanian AS.
Trump juga mengatakan Departemen Perdagangan AS, selama beberapa hari ke depan, akan mengkaji apakah akan mengeluarkan Huawei dari daftar perusahaan yang dilarang membeli komponen dan teknologi dari perusahaan-perusahaan AS tanpa persetujuan pemerintah.
“Sebagian besar diskusi yang terjadi antara Amerika Serikat dan China di G20 telah diantisipasi, tetapi pernyataan tentang Huawei sedikit mengejutkan,” ujar Yukio Ishizuki, pakar strategi mata uang senior di Daiwa Securities.
Kenaikan dolar juga didukung data yang menunjukkan indeks aktivitas manufaktur AS oleh Institute of Supply Management (ISM) berada di posisi 51,7 pada Juni, sedikit lebih tinggi dari perkiraan.
Kendati demikian, indikator inflasi mencapai titik terendahnya sejak Februari 2016 dan indeks yang mengindikasi pesanan baru turun ke level terlemahnya sejak Desember 2015.
“Meski indeks utama manufaktur ISM tidak turun sejauh yang dikhawatirkan pada Juni, penurunan pada komponen pesanan baru menunjukkan bahwa yang terburuk masih akan datang,” ujar Michael Pearce, ekonom AS di Capital Economics.
Sebagian analis pun memperkirakan dolar AS akan bersusah payah untuk membukukan kenaikan tambahan yang signifikan, mengingat ekspektasi Federal Reserve akan memangkas suku bunga karena inflasi yang rendah dan kekhawatiran tentang perang perdagangan AS-China.
Pelaku pasar tetap berhati-hati karena kesepakatan AS-China untuk melanjutkan perundingan tidak berarti bahwa kesepakatan dagang dua negara berekonomi terbesar di dunia ini sudah akan tercapai.
“Ketidakpastian akan tetap ada. Seperti yang telah kita ketahui, penundaan tindakan saat ini belum tentu menghasilkan kesepakatan perdagangan penuh dalam waktu dekat,” terang Kevin Cummins, ekonom AS di NatWest.
Pasar selanjutnya dipastikan akan menantikan rilis laporan nonfarm payroll untuk Juni. Pakar strategi mata uang senior di Daiwa Securities, Yukio Ishizuki, memperkirakan kenaikan dolar kemungkinan akan melambat menjelang rilis laporan nonfarm payroll.
Berdasarkan prediksi ekonom dalam survei oleh Reuters, data nonfarm payroll AS, yang dirilis pada Jumat (5/7/2019), akan meningkat menjadi 160.000 pada Juni dari 75.000 pada Mei.
Posisi indeks dolar AS | |
---|---|
Tanggal | Posisi |
2/7/2019 (Pk. 10.16 WIB) | 96,835 (-0,01 persen) |
1/7/2019
| 96,844 (+0,74 persen) |
28/6/2019
| 96,130 (-0,07 persen) |
Sumber: Bloomberg