Bisnis.com, JAKARTA – Pasar saham global serentak menguat pada perdagangan hari ini, Senin (1/7/2019), setelah Amerika Serikat (AS) dan China mencapai gencatan senjata perdagangan dan sepakat melanjutkan perundingan mereka.
Berdasarkan data Bloomberg, indeks Stoxx Europe 600 menanjak 1,3 persen ke level tertingginya dalam dua bulan pada pukul 08.23 pagi waktu London (pukul 14.23 WIB), sedangkan indeks futures S&P 500 menguat 1,1 persen.
Pada saat yang sama, indeks MSCI Emerging Market naik 0,5 persen ke level tertinggi dalam delapan pekan dan indeks MSCI Asia Pacific menguat 0,8 persen ke level tertinggi dalam hampir dua bulan.
Dilansir dari Bloomberg, indeks futures pada ketiga indeks saham utama AS naik lebih dari 1 persen, sedangkan pelemahan nilai tukar euro membantu mendorong penguatan indeks Stoxx Europe 600.
Dalam pertemuan di sela-sela KTT G20, Osaka, Jepang, pada Sabtu (29/6/2019), AS dan China sepakat untuk melanjutkan negosiasi perdagangan yang selama ini berakhir buntu dan meresahkan pasar finansial global.
Setelah bertemu dengan Presiden China Xi Jinping, Presiden AS Donald Trump menyatakan akan menahan pengenaan tarif baru. Sebagai kompensasi, China akan membeli lebih banyak produk pertanian AS.
Setiap sektor pada indeks acuan kawasan regional naik, dengan saham energi berada di antara yang membukukan kenaikan besar seiring dengan melonjaknya harga minyak mentah berkat kompromi AS-China dan kesepakatan antara sejumlah produsen utama untuk memperpanjang periode langkah pengurangan produksi.
Bursa saham di Shanghai dan Jepang mendorong penguatan di Asia, meskipun bursa saham di Hong Kong ditiadakan karena hari libur di tengah berlanjutnya protes di kota itu.
Pada umumnya pasar merasa lega setelah kesepakatan yang tercapai antara Xi Jinping dan Trump memberi sedikit harapan bahwa perang perdagangan global mereka masih dapat diselesaikan.
Di sisi lain, kondisi ekonomi global masih berpeluang rentan, pascarilis serangkaian data PMI (purchasing managers’ index) yang menunjukkan penurunan, sementara Jepang menyatakan berencana untuk memberlakukan pembatasan ekspor pada beberapa barang teknologi ke Korea Selatan.
Reaksi pasar mata uang pada perdagangan hari ini pun dilihat lebih sebagai sesuatu yang memperoleh sokongan ketimbang reli.
“Dengan tensi perdagangan China-AS yang mereda untuk sementara ini, fokus pasar mungkin akan kembali pada data AS,” tulis pakar strategi di DBS Group Holdings Ltd.
Data penting AS yang akan dirilis dan menjadi perhatian pasar pekan ini di antaranya indeks aktivitas non-manufaktur Institute of Supply Management (ISM) dan laporan nonfarm payroll AS untuk Juni.
“Laporan payroll AS pada Jumat [5/7/2019] akan penting untuk menentukan apakah pelemahan pada May hanya terjadi sekali,” tulis mereka.