Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kekhawatiran Melemahnya Permintaan, Harga Karet Catat Pelemahan Mingguan

Meskipun ditutup menguat hari ini, harga karet masih tercatat melemah sebesar 2,77 persen sepanjang pekan ini, pelemehan mingguan ketiga berturut-turut.
Petani mengumpulkan getah karet hasil panen di perkebunan Bathin II Babeko, Bungo, Jambi, Sabtu (30/3/2019). Harga jual getah karet di tingkat petani setempat berangsur naik dari Rp8.000 per kilogram pada minggu lalu menjadi Rp8.200 per kilogram per hari ini. ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan
Petani mengumpulkan getah karet hasil panen di perkebunan Bathin II Babeko, Bungo, Jambi, Sabtu (30/3/2019). Harga jual getah karet di tingkat petani setempat berangsur naik dari Rp8.000 per kilogram pada minggu lalu menjadi Rp8.200 per kilogram per hari ini. ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan

Bisnis.com, JAKARTA – Harga karet di bursa komoditas Shanghai mencatatkan pelemahan mingguan, meskipun ditutup menguat tipis pada akhir perdagangan hari ini, Jumat (21/6/2019).

Berdasarkan data Bloomberg, harga karet untuk kontrak teraktif September 2019 di Shanghai Futures Exchange ditutup menguat 0,09 persen atau 0,1 poin ke level 11.755 yuan per ton dari level penutupan perdagangan sebelumnya.

Adapun pada perdagangan Kamis (20/6), harga karet kontrak September berakhir turun 0,59 persen di posisi 10.745 yuan per ton.

Meskipun ditutup menguat hari ini, harga karet masih tercatat melemah sebesar 2,77 persen sepanjang pekan ini, pelemehan mingguan ketiga berturut-turut.

Sementara itu, harga karet untuk kontrak teraktif November 2019 di Tokyo Commodity Exchange (Tocom) ditutup melemah 0,35 persen atau 0,70 poin di level 199,80 yen per kg. Sepanjang pekan ini, harga karet Tocom melemah 1,09 persen.

Dilansir Bloomberg, harga karet mencatat penurunan mingguan di tengah kekhawatiran harga fisik yang tinggi mungkin akan melemahkan permintaan dari produsen ban.

Kazuhiko Saito, analis di broker komoditas Fujitomi, mengatakan eksportir karet enggan untuk meningkatkan penawaran minggu ini karena permintaan yang lambat dari pengguna.

Kekhawatiran pasokan juga ikut berperan minggu ini, ketika CEO Top Glove, pembuat sarung tangan terbesar di dunia, mencatat bahwa petani kecil sekarang lebih bersedia untuk menyadap pohon karena harga lateks telah meningkat sekitar 40 persen sejak akhir tahun lalu, sehingga meningkat pasokan karet alam.

Analisis Bloomberg Intelligence memperkirakan peningkatan pasokan karet alam selama dekade berikutnya akan terus membanjiri permintaan yang sebagian besar didorong oleh meningkatnya jumlah kendaraan listrik dan penerbangan jarak pendek.

Pola tarik menarik harga harga karet alam ini dapat bertahan kecuali pemerintah negara-negara produsen melakukan pengaturan terhadap penanaman tanaman karet baru.

Pergerakan Harga Karet Kontrak September 2019 di Shanghai
TanggalHarga (yuan/ton)Perubahan (persen)

21/6/2019

11.755

+0,09

20/6/2019

11.745

-0,59

19/6/2019

11.740

-0,60

18/6/2019

11.805

-0,76

17/6/2019

11.895

-1,61

Sumber: Bloomberg

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper