Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penjualan Ekspor Topang Kinerja Citatah (CTTH)

Penjualan ke pasar ekspor menopang pertumbuhan pendapatan PT Citatah Tbk. di tengah lesunya permintaan dari dalam negeri pada 2019.

Bisnis.com,JAKARTA— Penjualan ke pasar ekspor menopang pertumbuhan pendapatan PT Citatah Tbk. di tengah lesunya permintaan dari dalam negeri pada 2019.

Citatah melaporkan produksi tambang hasil tambang 779 meter kubik (m3) pada kuartal I/2019. Jumlah itu naik 82,43% dari 427 m3 pada kuartal I/2018.

Lokasi tambang perseroan saat ini berada di Desa Bunea, Pangkep, Sulawesi Selatan. Luas area yang dimiliki sekitar 100 hektare (ha).

Sementara itu, emiten berkode saham CTTH itu melaporkan produksi dari pabrik di Pangkep sebanyak 19.180 meter persegi (m2) pada kuartal I/2019. Selanjutnya, produksi dari pabrik di Karawang, Jawa Barat, sebanyak 5.599 m2.

Dari sisi pendapatan usaha, perseroan membukukan penjualan domestik Rp60,76 miliar pada kuartal I/2019. Posisi itu turun 12,53% dari Rp69,47 miliar pada periode yang sama tahun lalu.

Sebaliknya, penjualan ekspor tercatat senilai Rp10,80 miliar pada Januari 2019—Maret 2019. Realisasi itu tumbuh 158,37% dari Rp4,18 miliar pada kuartal I/2018.

Dengan demikian, total penjualan perseroan senilai Rp71,57 miliar pada kuartal I/2019. Pencapaian tersebut turun 2,82% dari Rp73,65 miliar pada kuartal I/2018.

Direktur Keuangan Citatah Tiffany Johanes menjelaskan bahwa penjualan ke pasar domestik tidak tumbuh pada kuartal I/2019. Menurutnya, salah satu penyebab efek wait and see karena periode Pemilihan Umum 2019.

“Ekpor me-cover supaya [pendapatan] turun tidak terlalu drastis,” ujarnya di Jakarta, Senin (17/6/2019).

Tiffany mengatakan perseroan membidik pendapatan usaha Rp289,43 miliar pada 2019. Dari situ, komposisi dari domestik Rp240,22 miliar dan ekspor Rp49,20 miliar.

Dia menjelaskan bahwa saat ini kontribusi ekspor baru 20% dari total pendapatan perseroan. Kendati demikian, jumlah itu diproyeksikan bertambah menjadi 30% pada 2020.

Pasar ekspor terbesar, lanjut Tiffany, berada di Amerika, Korea, dan India. Kontribusi masing-masing negara tahun ini diperkirakan 20%, 15%, dan 25%.

Pada Mei 2019, pihaknya mengklaim telah memiliki pesanan domestik Rp80 miliar. Sementara itu, pesanan dari pasar luar negeri sekitar Rp15 miliar.

“Kami masih ada pipeline domestik Rp93 miliar dan ekspor sekitar Rp40 miliar. Pipeline pesanan ekspor dari Amerika Rp14 miliar, Korea Rp10 miliar, serta yang lain sehingga kenapa kami punya proyeksi ekspor tumbuh,” jelasnya.

Di sisi lain, Tiffany menyebut perseroan menganggarkan belanja modal Rp5 miliar pada 2019. Dana itu akan digunakan untuk penggantian dan rekondisi mesin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Riendy Astria
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper