Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Saham : M Cash (MCAS) Berpotensi Tembus Rp5.000?

Sumber pemasukan yang beragam dan kombinasi produk yang lebih baik telah menjadi mesin pendorong pertumbuhan emiten distribusi digital PT M Cash Integrasi Tbk. sejak awal tahun. 
Komisaris Utama DIVA dan Direktur Utama PT M Cash Integrasi Tbk. Martin Suharlie (kiri) dan Direktur Sales Telkomsel Sukardi Silalahi usai penandatangan MoU antara Telkomsel dan DIVA tentang pengambangan solusi digital UKM/Telkomsel
Komisaris Utama DIVA dan Direktur Utama PT M Cash Integrasi Tbk. Martin Suharlie (kiri) dan Direktur Sales Telkomsel Sukardi Silalahi usai penandatangan MoU antara Telkomsel dan DIVA tentang pengambangan solusi digital UKM/Telkomsel

Bisnis.com, JAKARTA—Sumber pemasukan yang beragam dan kombinasi produk yang lebih baik telah menjadi mesin pendorong pertumbuhan emiten distribusi digital PT M Cash Integrasi Tbk. sejak awal tahun. 

Direktur MCAS Integrasi Suryandy Jahja pun optimistis pada tahun ini emiten bersandi saham MCAS tersebut dapat mencapai target pendapatan senilai Rp8 triliun, naik 25,98% dari pendapatan pada tahun lalu senilai Rp6,35 triliun. 

Per akhir kuartal I/2019, perseroan telah mencatatkan pendapatan senilai Rp2,03 triliun.

Adapun untuk tahun ini, MCAS telah menyiapkan strategi seperti meningkatkan layanan pembayaran (pulsa, PLN, dan tiket trasportasi), menambah kerjasama layanan tekfin (top up untuk LinkAja, Go-Pay, maupun OVO), dan memberikan layanan pembelian tiket konser digital. 

Begitu pula penyebaran infrastruktur untuk layanan-layanan pembayaran masih menjadi fokus MCAS pada tahun ini, dengan target pertambahan unit menjadi 90.000—100.000 unit dari total 75.910 unit pada 2018

Cheah Zhuo En, analis Soochow CSSD Capital Markets menilai, kenaikan pendapatan MCAS selama kuartal pertama tahun ini telah ditopang oleh beragamnya sumber pendapatan dan kombinasi produk yang lebih baik.

“Pada kuartal ini [kuartal II/2019], MCAS akan menambah 2.344 poin distribusi untuk jaringannya dan NFCX menandatangani kesepakatan dengan AMRT yang akan menambah pendapatan sekitar Rp2 triliun untuk pendapatan 2019,” kata Cheah melalui risetnya, seperti dikutip pada Minggu (16/6/2019).  

Adapun PT NFC Indonesia Tbk (NFCX), anak usaha MCAS di sektor digital exchange hub melalui anak usahanya PT Abdi Anugerah Persada (AAP) menjalin kerja sama dengan PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT), pemilik jaringan ritel Alfamart.

AAP ditunjuk sebagai digital top-ups aggregator Telkomsel oleh Alfamart. Sebagai langkah awal, AAP akan melayani semua transaksi digital top-up Telkomsel di lebih dari 13.000 toko Alfamart di Indonesia.

Kerja sama tersebut, kata Cheah, akan menambah laba kotor NFCX pada tahun ini yang selanjutnya terkonsolidasi ke dalam pendapatan MCAS. Pada saat bersamaan, MCAS pun berkesempatan memperluas ekosistem distribusinya dengan tanpa mengeluarkan belanja modal.

Analis Mirae Asset Sekuritas Nur Marini menambahkan, pada era digital sekarang ini telah terjadi pergeseran tren pembayaran. Dengan menggunakan layanan pembayaran bank secara online (Payment Point Online Bank/PPOB), orang dapat membayar segala jenis tagihan di konter yang fungsinya sama seperti bank.

Adapun, mesin layanan PPOB yang sering ditemui di Jakarta merupakan kiosk digital milik MCAS. 

Sementara itu, saat ini terdapat lebih dari 1.200 kiosk yang dapat ditemukan di jaringan ritel modern, seperti di Ranch & Farmers Market, ACE Hardware, Informa, Chatime, Hero & Giant, Hypermart, dan Bandar Udara Soekarno-Hatta.

Baru-baru ini, MCAS juga mengumumkan bahwa kiosk digitalnya akan menerima pembayaran dari LinkAja, sebuah e-mpney baru yang dikelola oleh PT Fintek Karya Nusantara (Finarya) yang dimiliki oleh 7 perusahaan BUMN.

“Menurut kami, memperkuat poin distribusi merupakan kunci pengadopsian instrumen pembayaran,” kata Nur dalam risetnya.

Lebih lanjut, Cheah tetap merekomendasikan beli untuk MCAS ditopang oleh optimisme pertumbuhan perseroan dengan target harga Rp5.050. Adapun saat ini MCAS diperdagangkan pada P/E perkiraan 2020 11,4 kali. Sementara Nur belum memberikan rekomendasi untuk MCAS.

Berdasarkan konsensus Bloomberg, sebanyak total 5 analis merekomendasikan beli untuk MCAS dengan target harga Rp5.050.

Di lantai bursa, MCAS ditutup flat pada akhir pekan lalu senilai Rp3.540, setelah menyentuh harga tertinggi pada level Rp3.560. Sejak awal tahun, MCAS telah menguat 10,28% dengan kapitalisasi pasar senilai Rp3,07 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dwi Nicken Tari
Editor : Riendy Astria
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper