Bisnis.com, JAKARTA — Sentimen penurunan suku bunga dari bank sentral AS menjadi fokus utama pasar keuangan ke depannya.
Sejumlah analis menilai apabila Federal Reserve menurunkan suku bunga acuan AS yang saat ini berada di kisaran 2,25-2,50 persen, Bank Indonesia (BI) pun berpeluang melakukan hal yang sama. Hal itu otomatis bakal membawa angin segar ke pasar modal Tanah Air setelah tertekan sepanjang bulan lalu.
Kepala Riset Samuel Sekuritas Indonesia Suria Dharma memperkirakan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hingga akhir kuartal II/2019, masih bisa melanjutkan penguatan.
IHSG mengawali awal perdagangan setelah libur Lebaran pada Senin (10/6/2019), dengan kenaikan sebesar 1,30 persen ke level 6.289. Namun, ditutup melemah 0,36 persen pada Jumat (14/6).
Secara mingguan, indeks terapresiasi sebesar 0,66 persen dan sepanjang tahun berjalan tumbuh 0,9 persen.
Sementara itu, investor asing mencatatkan jual bersih (net sell) senilai Rp64,03 miliar selama hari terakhir perdagangan pekan lalu. Sejak awal 2019, investor asing masih mencatatkan beli bersih (net buy) senilai Rp57,61 triliun.
“[IHSG] Naik karena S&P menaikkan rating Indonesia sebelum liburan. Selama liburan, di luar itu naik sekitar 4 persen di AS. Jadi, pada waktu Indonesia dibuka, optimisme dan uforia membuat pasar langsung melonjak pada hari pertama,” terang Suria seperti dikutip Bisnis, Minggu (16/6).
Suria memperkirakan IHSG bisa bertahan di level penguatan saat ini, sekitar 6.200-6.300, hingga akhir Juni 2019. Pasar juga disebut optimistis seiring dengan penurunan suku bunga The Fed.
Baca Juga
“The Fed mau turunkan suku bunga itu isunya sudah bukan penurunan atau tidak lagi, tapi berapa kali [akan] menurunkan,” imbuhnya.
Samuel Sekuritas memproyeksi defisit neraca perdagangan Indonesia pada Mei 2019, yang sebesar US$1,8 miliar-US$2 miliar, menjadi penghambat BI untuk menurunkan suku bunga pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) Juni 2019. Setelah The Fed menurunkan suku bunga pada bulan depan, barulah BI bisa mengikuti.
Head of Research Institusi MNC Sekuritas Thendra Crisnanda menuturkan faktor penopang pergerakan IHSG yang berasal dari ekspektasi penurunan suku bunga AS dapat menjadi pendorong masuknya kembali dana asing ke pasar modal Indonesia.
“[Penurunan suku bunga dari The Fed yang berpotensi diikuti BI] Diyakini dapat menjadi faktor pendorong capital inflow ke Indonesia ke depan,” ujarnya.
Thendra menilai IHSG cenderung akan terkonsolidasi di level 6.200-6.350 hingga Juni 2019. Untuk akhir tahun, MNC Sekuritas masih mempertahankan target moderat IHSG sebesar 6.334.