Bisnis.com, JAKARTA – Bursa Eropa melemah pada perdagangan sore ini, Jumat (14/6/2019), saat bursa saham di Asia bergerak variatif di tengah spekulasi pemangkasan suku bunga karena suramnya prospek pertumbuhan ekonomi global.
Berdasarkan data Bloomberg, indeks Stoxx Europe 600 turun 0,3 persen pada pukul 08.15 pagi waktu London (pukul 14.15 WIB), sedangkan indeks futures S&P 500 turun 0,2 persen.
Sementara itu, indeks MSCI Emerging Market turun 0,3 persen dan indeks MSCI Asia Pacific turun tipis 0,1 persen, masing-masing ke level terendah dalam sepekan.
Indeks Stoxx Europe 600 turun dengan sebagian besar kelompok industri berada di zona merah. Pada saat yang sama, indeks futures S&P 500 bergerak ke posisi lebih rendah.
Adapun kontrak Nasdaq 100 turun setelah Broadcom Inc. memangkas proyeksi penjualan tahunannya karena kekhawatiran perang perdagangan.
Di Asia, bursa saham China dan Korea Selatan turun, sedangkan indeks Topix Jepang naik. Imbal hasil obligasi Treasury AS memperpanjang penurunannya menyusul peningkatan yang mengejutkan dalam klaim tunjangan pengangguran pada Kamis (13/6).
Data tersebut semakin mendorong spekulasi pemangkasan suku bunga oleh bank sentral AS Federal Reserve. Harga emas, yang bersifat sebagai aset safe haven, pun naik di atas level US$1.350 per ons, level yang terakhir kali disentuh pada April 2018.
Dari China, data produksi industri dilaporkan meleset dari estimasi pada Mei. Hal ini menyoroti tantangan yang dihadapi ekonomi saat ini di tengah pergulatan dengan perang tarif dengan AS.
Sementara itu, tensi geopolitik tetap bergejolak di Timur Tengah pascalaporan dugaan serangan terhadap dua kapal tanker di dekat Teluk Persia pada Kamis (13/6).
Seiring dengan meningkatnya ketegangan perdagangan AS dan China yang mengancam akan melemahkan pertumbuhan ekonomi global dan kekhawatiran geopolitik di Timur Tengah, investor pasar modal kini mengandalkan dukungan bank-bank sentral.
Menurut pakar strategi BMO, peluang The Fed untuk menurunkan target suku bunganya dalam pertemuan kebijakan yang akan digelar pada 18-19 Juni mendatang lebih tinggi dari yang diperkirakan banyak orang.
Kendati demikian, ada pula yang berpendapat bahwa para pembuat kebijakan The Fed tidak akan memangkas suku bunga acuannya bulan ini.
“Apa yang penting untuk diingat saat ini adalah tidak ada banyak katalis untuk kenaikan,” ujar Randy Frederick, wakil presiden untuk perdagangan dan derivatif di Charles Schwab & Co., kepada Bloomberg TV.
“Pasar sedang menantikan apa yang akan dikatakan The Fed dalam pertemuan tersebut dan itu akan disampaikan pekan depan,” tambah Frederick.