Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Saham : Japfa Comfeed (JPFA) Mampu Tembus Rp2.600?

PT RHB Sekuritas Indonesia merekomendasikan beli untuk saham PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk. (JPFA) pada harga Rp1.510 dengan target pengembalian harga sampai 72%.
Kantor Japfa Comfeed/Ilustrasi-shareinv.com
Kantor Japfa Comfeed/Ilustrasi-shareinv.com

Bisnis.com, JAKARTA - PT RHB Sekuritas Indonesia merekomendasikan beli untuk saham PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk. (JPFA) pada harga Rp1.510 dengan target pengembalian harga sampai 72%.

Pada perdagangan Rabu (12/6/2019), saham JPFA dibuka pada harga Rp1.510 dan menanjak hingga Rp1.585 pada penutupan sesi I. Analis PT RHB Sekuritas Indonesia, Michael W Setjoadi dan Ja'far Saifuddin memilih saham JPFA sebagai rekomendasi utama dalam sektor perunggasan. Menurut mereka harga saham itu akan terus menanjak sampai Rp2.600. 

Adapun rekomendasi tersebut berdasarkan pada kebijakan pemerintah yang menginisiasi pengurangan produksi akibat kecenderungan menurunnya harga ayam pasca-Lebaran. Berdasarkan data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) harga ayam broiler pun cenderung stabil di Rp36.450/kg.

Selain itu, menurut RHB Sekuritas harga day old chicken [DOC] masih pada tingkat yang menguntungkan yakni Rp5.500/ekor sekalipun turun 15% dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Akan tetapi sejak 2016 Pemerintah telah secara proaktif mengelola keseimbangan suplai dan demand

"Kami percaya risiko situasi kelebihan pasokan yang berkepanjangan rendah. Selain itu, harga broiler [di farmgate] minggu ini cenderung naik pada Rp20.000/kg jauh lebih tinggi daripada awal 2019, sekitar Rp13.000/kg," kata mereka melalui riset, Rabu (12/6/2019).

Alasan lain adalah penyertaan terbaru dalam Jakarta Islamic Indeks (JII), JII70 dan Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) dengan perkiraan aliran dana Rp2,7 triliun.

"Perhatikan bahwa harga saham CPIN menguat 60% setelah termasuk dalam JII tahun lalu. Kita mungkin melihat tren serupa untuk JPFA, karena hanya ada 30 saham di JII," kata Michael.

Sementara itu, resiko kerugian mungkin terjadi apabila pasokan DOC jauh lebih tinggi dari yang diperkirakan dan harga jagung sebagai pakan terus tinggi. 

Michael pun menyebutkan bahwa setiap pengurangan produksi ayam yang dilakukan di seluruh industri selalu meningkatkan keuntungan perseroan. Tetapi juga ikut mengurangi volume pertumbuhan penjualan JPFA. Sebaliknya bila regulator bisa lebih proaktif menstabilkan keseluruhan penawaran dan permintaan dalam jangka menengah, dan menaikkan produksi jagung nasional dapat berimbas positif pada kinerja perseroan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Pandu Gumilar
Editor : Riendy Astria
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper