Bisnis.com, JAKARTA--Sektor perkebunan Grup Salim, PT Salim Ivomas Pratama Tbk. (SIMP) kian gencar menggenjot penjualan produk yang memiliki nilai tambah yakni minyak dan lemak nabati.
Direktur Utama dan Chief Executive Officer Indofood Anthoni Salim mengungkapkan bahwa kapasitas pabrik perseroan yang memiliki produk bernilai tambah terus bertambah setiap tahun. Perseroan juga telah meluncurkan produk minyak goreng dengan merek baru.
"Kapasitas minyak goreng terus naik, ada Bimoli dan Bimoli Spesial. Kami juga ada produk baru, Delima," ungkapnya, belum lama ini.
Dia menambahkan, sektor agribisnis Grup Salim juga banyak melakukan ekspor margarin ke China. Pada 2018, sekitar 85% dari produk SIMP dijual di domestik sedangkan sisanya diekspor ke 25 negara di Asia, Afrika dan Eropa.
Anthony menuturkan, perseroan tidak melakukan ekspor CPO, akan tetapi dalam produk yang telah memiliki nilai tambah dan palm kernel (PK).
Dalam laporan keuangan SIMP pada kuartal I/2019, penjualan yang dibukukan SIMP mencapai Rp3,35 triliun, naik 12,5% dari posisi Rp3,18 triliun. Penjualan SIMP pada kuartal I/2019 terdiri dari perkebunan senilai Rp1,81 triliun, dan minyak & lemak nabati senilai Rp2,71 triliun.
Baca Juga
SIMP mencatatkan laba usaha segmen yang dilaporkan untuk minyak dan lemak nabati senilai Rp245,49 miliar. Sementara itu, perkebunan mencatatkan rugi usaha senilai Rp67,36 miliar.
Adapun rugi periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk pada kuartal I/2019 senilai Rp31,26 miliar, dari posisi laba senilai Rp111,19 miliar pada kuartal I/2018.
Dalam risetnya, analis Panin Sekuritas Indonesia Rendy Wijaya memperkirakan harga jual CPO SIMP pada 2019 juga masih akan cenderung tertekan, sedangkan volume penjualan diperkirakan bertumbuh sesuai dengan ekspektasi pertumbuhan produksi CPO yang sebesar 5%-10% year on year.
"Kami memperkirakan pendapatan SIMP di 2019 sebesar Rp15 triliun atau naik 5,4% year on year sejalan dengan pertumbuhan volume penjualan. Selain itu, marjin keuntungan dipekirakan stabil di level saat ini dengan marjin laba bersih mencapai 0,6% pada 2019, pada 2018 minus 0,5%," katanya, dikutip pada Selasa (11/6/2019).
Meski demikian, kinerja segmen edible oil and fats (EOF/minyak dan lemak nabati) berpotensi menjadi katalis positif kedepan, disebabkan oleh peningkatan volume yang didorong oleh penurunan harga.