Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Minyak Rendah, Perusahaan Energi AS Kurangi Instalasi Pengeboran

Perusahaan-perusahaan energi Amerika Serikat pekan ini memangkas jumlah rig atau instalasi pengeboran minyak ke level terendah sejak Februari 2018.
Ilustrasi pengeboran minyak/Reuters-Ernest Scheyder
Ilustrasi pengeboran minyak/Reuters-Ernest Scheyder

Bisnis.com, JAKARTA – Perusahaan-perusahaan energi Amerika Serikat pekan ini memangkas jumlah rig atau instalasi pengeboran minyak ke level terendah sejak Februari 2018.

Hal ini karena para pengebor menindaklanjuti rencana untuk mengurangi pengeluaran akibat harga minyak mentah jatuh ke level terendah dalam 4 bulan terakhir.

Mengutip Reuters, Sabtu (8/6/2019), perusahaan jasa energi Baker Hughes General Electric melaporkan, para pengebor telah memangkas 11 rig dalam sepekan hingga 7 Juni. Hal itu menjadi penurunan terbesar sejak April, sehingga jumlah keseluruhannya turun menjadi 789 rig.

Sementara itu, harga minyak dunia mengakhiri pekan dengan menguat lebih dari 2%, setelah Arab Saudi menyebut Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak Bumi (OPEC) hampir setuju memperpanjang pemangkasan produksi.

Berdasarkan data Bloomberg, harga minyak mentah West Texas Intermediate ditutup menguat 2,66% atai 1,40 poin menjadi US$53,99 per barel, Jumat (7/6/2019). Sementara itu, harga minyak Brent ditutup menguat 2,63% atau 1,62 poin ke level US$63,29 per barel.

Namun, harga minyak Brent membukukan penurunan mingguan ketiga, turun hampir 2%, sementara WTI naik sekitar 1% untuk minggu ini.

Dalam sebuah konferensi di Rusia, Menteri Energi Arab Saudi Khalid al-Falih mengatakan, OPEC dan sekutunya harus memperpanjang pengurangan produksi minyak.

Dia mengatakan, sementara OPEC mendekati akhir kesepakatan pada akhir bulan ini mendatang, diperlukan lebih banyak pembicaraan dengan negara-negara non-OPEC yang merupakan bagian dari kesepakatan pengurangan produksi sebesar 1,2 juta barel per hari.

Di samping itu pasokan juga telah dibatasi oleh sanksi AS terhadap ekspor minyak dari Venezuela dan Iran. Pada Kamis (6/6/2019), Washington telah memperketat tekanan pada perusahaan minyak milik negara Venezuela PDVSA dengan merinci, ekspor pengencer oleh pengirim internasional dapat dikenakan sanksi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dika Irawan
Editor : Fatkhul Maskur

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper