Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

OPEC Ancang-ancang Kembali Pangkas Produksi, Harga Minyak Menguat

Harga minyak dunia menguat lebih dari 2%, setelah Arab Saudi menyebut Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak Bumi (OPEC) hampir setuju memperpanjang pemangkasan produksi.
Karyawan mengamati Harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO), di galeri Bursa Berjangka Komoditi , Jakarta, Senin (15/5)./JIBI-Endang Muchtar
Karyawan mengamati Harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO), di galeri Bursa Berjangka Komoditi , Jakarta, Senin (15/5)./JIBI-Endang Muchtar

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak dunia menguat lebih dari 2%, setelah Arab Saudi menyebut Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak Bumi (OPEC) hampir setuju memperpanjang pemangkasan produksi.

Berdasarkan data Bloomberg, harga minyak mentah West Texas Intermediate ditutup menguat 2,66% atai 1,40 poin menjadi US$53,99 per barel, Jumat (7/6/2019). Sementara itu, harga minyak Brent ditutup menguat 2,63% atau 1,62 poin ke level US$63,29 per barel.

Namun, harga minyak Brent membukukan penurunan mingguan ketiga, turun hampir 2%, sementara WTI naik sekitar 1% untuk minggu ini.

Dikutip dari Reuters, Sabtu (8/6/2019), dalam sebuah konferensi di Rusia, Menteri Energi Arab Saudi Khalid al-Falih mengatakan, OPEC dan sekutunya harus memperpanjang pengurangan produksi minyak.

Dia mengatakan, sementara OPEC mendekati akhir kesepakatan pada akhir bulan ini mendatang, diperlukan lebih banyak pembicaraan dengan negara-negara non-OPEC yang merupakan bagian dari kesepakatan pengurangan produksi sebesar 1,2 juta barel per hari.

Di samping itu pasokan juga telah dibatasi oleh sanksi AS terhadap ekspor minyak dari Venezuela dan Iran. Pada Kamis (6/6/2019), Washington telah memperketat tekanan pada perusahaan minyak milik negara Venezuela PDVSA dengan merinci, ekspor pengencer oleh pengirim internasional dapat dikenakan sanksi.

Di AS, perusahaan-perusahaan energi pekan ini mengurangi jumlah rig atau alat pengebor minyak mereka ke level terendah sejak Februari 2018. Perusahaan jasa energy General Electric Co Baker Hughes melaporkan, pengebor memangkas 11 rig dalam penurunan mingguan terbesar sejak April, turun menjadi 789 rig.

Harga minyak juga didukung oleh kenaikan di pasar modal, setelah perlambatan tajam dalam pertumbuhan sektor tenaga kerja AS, sehingga meningkatkan harapan penurunan suku bunga oleh Federal Reserve.

"Apa yang kami lihat adalah bank sentral global siap merespons perlambatan ekonomi. Di AS, jika itu masalahnya, kami akan melihat lebih banyak stimulus ditambahkan ke pasar," kata Phil Flynn, seorang analis di Price Futures Group di Chicago.

Selain itu, investor juga masih khawatir tentang ketegangan perdagangan yang dapat menghambat ekonomi global, termasuk perselisihan antara Amerika Serikat dan China.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dika Irawan
Editor : Fatkhul Maskur

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper