Bisnis.com, JAKARTA – Dolar Amerika Serikat mempertahankan kisaran perdagangan di dekat level tertinggi 3,5 pekan terakhir pada hari Rabu, (22/5/2019), setelah Amerika Serikat melonggarkan larangan perdagangan pada produsen peralatan telekomunikasi China, Huawei Technologies.
Langkah tersebut dilakukan sebagai bantuan ke pasar yang dihantam oleh meningkatnya ketegangan perdagangan antara AS dan China, meskipun para analis mengatakan sentimen masih belum kuat karena negosiasi tarif kedua negara belum menghasilkan solusi yang signifikan.
"Perselisihan perdagangan tidak akan diselesaikan dengan mudah, sehingga sentimen risk-off tidak akan tiba-tiba muncul," kata Ayako Sera, analis pasar di Sumitomo Mitsui Trust Bank, seperti dikutip Reuters.
"Saya pikir sentimen pasar akan pulih perlahan-lahan,” lanjutnya.
Indeks dolar AS yang melacak pergerakan greenback terhadap enam mata uang utama lainnya terpantau melemah 0,03 persen atau 0,03 poin ke level 98,032 pada pukul 11.20 WIB.
Indeks dolar AS sebelumnya dibuka melemah 0,05 persen atau 0,048 poin ke level 98,014, setelah pada akhir perdagangan Selasa (21/5) ditutup menguat 0,13 persen atau 0,129 poin ke level 98,014.
Departemen Perdagangan AS melarang Huawei Technologies Co Ltd untuk membeli barang-barang AS minggu lalu, hal ini menyebabkan beberapa perusahaan menunda bisnis dengan produsenj peralatan telekomunikasi terbesar di dunia tersebut.
Sejumlah produsen chip, yang banyak menjual ke Huawei, menanggung beban aksi penjualan saham besar-besaran. Namun Senin malam, AS memberi Huawei ijin untuk membeli barang-barang AS hingga 19 Agustus.