Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kurs Tengah Menguat 16 Poin, Pergerakan Mata Uang di Asia Variatif

Kurs jual ditetapkan di Rp14.534 per dolar AS, sedangkan kurs beli berada di Rp14.390 per dolar AS. Selisih antara kurs jual dan kurs beli adalah Rp144.
Karyawati Bank Mandiri menghitung mata uang dolar AS dan rupiah di Jakarta, Selasa (12/2/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam
Karyawati Bank Mandiri menghitung mata uang dolar AS dan rupiah di Jakarta, Selasa (12/2/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA – Bank Indonesia mematok kurs tengah hari ini, Selasa (21/5/2019) di level Rp14.462 per dolar AS, menguat 16 poin atau 0,11 persen dari posisi Rp14.478 pada Senin (20/5).

Kurs jual ditetapkan di Rp14.534 per dolar AS, sedangkan kurs beli berada di Rp14.390 per dolar AS. Selisih antara kurs jual dan kurs beli adalah Rp144.

Adapun berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah di pasar spot terpantau bergerak melemah 15 poin atau 0,1 persen ke level Rp14.470 per dolar AS pada pukul 09.59 WIB.

Sebelumnya, rupiah dibuka di zona merah dengan pelemahan 8 poin atau 0,06 persen di posisi Rp14.463 per dolar AS. Adapun pada akhir perdagangan Senin (20/5), rupiah ditutup melemah 5 poin atau 0,03 persen ke level Rp14.455 per dolar AS.

Sepanjang perdagangan hari ini, rupiah bergerak pada kisaran Rp14.463 – Rp14.470 per dolar AS.

Rupiah melemah di saat pergerakan mata uang lainnya di Asia cenderung variatif, dengan penguatan dipimpin oleh peso Filipina yang naik 0,28 persen, sedangkan ringgit Malaysia melemah paling tajam sebesar 0,21 persen.

Sementara itu, indeks dolar AS yang melacak pergerakan greenback terhadap enam mata uang utama lainnya terpantau menguat 0,06 persen atau 0,061 poin ke level 97,994 pada pukul 11.22 WIB.

Indeks dolar AS sebelumnya dibuka melemah 0,02 persen atau 0,018 poin ke level 97,915, setelah pada akhir perdagangan Senin (20/5) ditutup melemah 0,06 persen atau 0,062 poin ke level 97,933.

Indeks dolar AS stabil di dekat level tertinggi 2,5 pekan terakhir pada Selasa, didukung oleh kenaikan imbal hasil obligasi AS menyusul meningkatnya kekhawatiran bahwa perang perdagangan AS-China dapat memburuk.

Pasar ekuitas global telah terpukul minggu ini, dengan harga saham produsen chip jatuh setelah AS bergerak melawan Huawei.

"Dolar telah memantapkan dirinya sebagai safe-haven dan itu menarik permintaan di saat-saat seperti ini, dengan ekuitas jatuh dan volatilitas pasar meningkat," kata Takuya Kanda, manajer umum di Gaitame.Com Research Institute, seperti dikutip Reuters.

"Rebound imbal hasil Treasury adalah faktor lain yang mendukung dolar. Penurunan baru-baru ini oleh imbal hasil obligasi tenor 10 tahun tampaknya berlebihan, dan dengan Jerome Powell tidak memberikan petunjuk yang jelas tentang penurunan suku bunga tahun ini, rebound imbal hasil dapat berlanjut untuk sementara waktu," lanjutnya.

 

Kurs Transaksi Bank Indonesia (Rupiah)
TanggalKurs

21 Mei

14.462

20 Mei

14.478

17 Mei

14.469

16 Mei

14.458

15 Mei

14.448

Sumber: Bank Indonesia

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper