Bisnis.com, JAKARTA -- Pasar saham makin menjadi tujuan investasi bagi banyak orang. Namun, tak banyak yang benar-benar memahami lika-liku perdagangan saham agar risiko investasi bisa ditekan.
Praktisi saham Ellen May mengatakan ada beberapa alasan mengapa dirinya senang trading saham dan alasan utamanya adalah fleksibilitas. Maksudnya, kapan masuk dan kapan keluar ketika terjadi sesuatu hal yang negatif.
Oleh karena itu, perlu antisipasi yang baik. Dalam keterangannya seperti dikutip Bisnis, Kamis (9/5/2019), dia turut berbagi hal-hal sederhana dalam membatasi risiko trading saham yang selalu disampaikannya kepada para trader.
Berikut lima poin penting dari Ellen:
1. Modal awal: berapa modal awal yang digunakan, harus uang dingin serta mulai dengan nilai yang kecil (start small) agar kita merasa baik-baik saja ketika membatasi risiko dan tidak euforia ketika untung.
2. Exposure: menentukan berapa banyak uang dari modal utama yang boleh dipakai. Kalau pasar mulai melemah, hanya gunakan maksimal 25 persen. Tetapi, jika kondisi pasar mulai bagus, maka pakai 50-75 persen.
3. Total risk: berapa banyak risiko yang bisa ditanggung dari keseluruhan portofolio. Hal ini sangat penting untuk diperhatikan. Misalnya, jika mulai dengan uang Rp100 juta, maka Anda rela rugi berapa? Kalau hanya rela rugi 3 persen atau setara dengan Rp3 juta, maka sudah waktunya untuk berhenti trading.
Baca Juga
4. Stop loss: kerugian per saham harus dibatasi, maksimal sekitar 5 persen untuk saham berkapitalisasi besar (big cap) dan 7 persen untuk saham yang lebih volatil. Hal ini juga mesti disesuaikan dengan posisi secara teknikal. Jika angka beli ke angka stop loss lebih dari 7 persen, jangan dibeli.
5. Jumlah saham: untuk ritel, maksimal jumlah saham 5 saja. Kalau tren harga saham sedang bagus, maka boleh dinaikkan menjadi 10 saham. Tetapi, sebaiknya jangan lebih dari itu.