Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ringkasan Perdagangan 24 April: IHSG Selip, Kurs Rupiah Terdampak Konflik AS-Uni Eropa

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kompak melemah pada akhir perdagangan hari ini, Rabu (24/4/2019).
Karyawan memantau pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di salah satu perusahaan sekuritas di Jakarta, Jumat (5/4/2019)./Bisnis-Nurul Hidayat
Karyawan memantau pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di salah satu perusahaan sekuritas di Jakarta, Jumat (5/4/2019)./Bisnis-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kompak melemah pada akhir perdagangan hari ini, Rabu (24/4/2019).

Aksi jual bersih (net sell) oleh investor asing pun berlanjut pada perdagangan hari kedua berturut-turut.

Berikut ini adalah ringkasan perdagangan di pasar saham, mata uang, dan komoditas yang dirangkum Bisnis.com hari ini:

Tujuh Sektor Tertekan, IHSG Selip ke Zona Merah

Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir di zona merah pada perdagangan hari ini. Sebanyak tujuh dari sembilan sektor berakhir di wilayah negatif, dipimpin pertanian (-1,93 persen) dan industri dasar (-1,51 persen). Adapun sektor properti dan perdagangan masing-masing naik 0,50 persen dan 0,41 persen.

Dari 632 saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), sebanyak 187 saham menguat, 213 saham melemah, dan 232 saham stagnan.

Sementara itu, bursa saham di Asia secara keseluruhan berakhir cenderung melemah. Rekor level terbaru yang dibukukan sejumlah indeks saham utama di bursa Wall Street Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Selasa (23/4) tak mampu menjadi sentimen positifnya.

Potensi Perang Dagang AS-Uni Eropa Memanas, Rupiah Ditutup Melemah

Rupiah bergerak melemah seiring dengan kekhawatiran pasar terkait dengan pecahnya konflik geopolitik lain, yakni perang dagang antara AS dan Uni Eropa.

Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan bahwa rupiah terdepresiasi seiring dengan potensi meletusnya perang dagang terbaru, yaitu antara AS dan Uni Eropa.

Selain itu, adanya ketidakpastian terkait Brexit setelah kembalinya parlemen dari hari libur Paskah dan membawa putaran baru karena adanya isu rencana untuk menggulingkan Theresa May dari jabatannya sebagai perdana menteri Inggris.

Investor Asing Catat Net Sell Lebih dari Rp600 Miliar

Aksi jual bersih (net sell) berlanjut pada perdagangan hari kedua berturut-turut. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), investor asing membukukan aksi jual bersih atau net sell senilai sekitar Rp620,42 miliar pada perdagangan hari ini.

Investor asing membukukan aksi beli sekitar 908,97 juta lembar saham senilai Rp2,44 triliun. Adapun aksi jual oleh investor asing tercatat 2,48 miliar lembar saham senilai sekitar Rp3,06 triliun.

Total nilai transaksi yang terjadi di lantai bursa hari ini mencapai sekitar Rp8,47 triliun dengan volume perdagangan tercatat sekitar 14,29 miliar lembar saham.

Pergerakan Harga Emas Comex dan Antam Hari Ini

Harga emas Comex untuk kontrak Juni 2019 naik hanya 0,30 poin atau 0,02 persen ke level US$1.273,50 per troy ounce. Sepanjang perdagangan hari ini, harga emas Comex bergerak di kisaran US$1.270,50-US$1.276,10 per troy ounce.

Adapun harga emas batangan Antam berdasarkan daftar harga emas untuk Butik LM Pulogadung Jakarta masih stagnan di Rp656.000 per gram atau tak berubah dari posisi perdagangan pada Selasa (23/4).

Harga pembelian kembali atau buyback emas Antam juga tak mengalami perubahan dari posisi perdagangan sebelumnya dan berada di posisi Rp575.000 per gram.

Harga Karet Tokyo Mampu Naik Saat Minyak Tergelincir

Harga karet di bursa Tokyo mampu bangkit dan berakhir di zona hijau pada perdagangan hari ini, di tengah apresiasi nilai tukar yen Jepang dan turunnya harga minyak mentah.

Berbanding terbalik dengan bursa Tocom, harga karet untuk kontrak teraktif September 2019 di Shanghai Futures Exchange tergelincir dan berakhir turun.

Bursa karet berjangka di Shanghai turun untuk pertama kali dalam empat hari perdagangan akibat terbebani penurunan ekuitas dan harga minyak mentah yang dapat mengurangi prospek permintaan komoditas untuk bahan baku ban tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper