Bisnis.com, JAKARTA—Perusahaan raksasa consumer goods Unilever melaporkan kinerja kuartal I/2019 yang melampaui prediksi analis. Peningkatan penjualan didorong oleh kenaikan harga dan volume penjualan, serta kuatnya pasar di negara berkembang.
“Kenaikan harga kebanyakan dilakukan di negara berkembang. Pasar di situ terbilang kuat, sehingga volume penjualan tetap stabil meskipun ada kenaikan harga,” tutur Chief Financial Officer Unilever Graeme Pitkethly, seperti dikutip dari Reuters, Kamis (18/4/2019).
Pada kuartal I/2019, penjualan Unilever tanpa menghitung aksi akuisisi, pelepasan lini bisnis, dan pergerakan mata uang berhasil tumbuh 3,1%. Pertumbuhan itu melampaui ekspektasi konsensus analis sebesar 2,8%.
Perincian pertumbuhan 3,1% berasal dari kenaikan harga sejumlah 1,9%, dan peningkatan volume penjualan 1,2%. Namun demikian, secara total omzet perusahaan turun 1,6% dibandingkan tahun sebelumnya menjadi 12,4 miliar euro akibat pelepasan bisnis spread.
Dengan estimasi 1 euro setara dengan Rp16.000, maka total omzet Unilever mencapai Rp198,4 triliun.
Pencapaian pada kuartal I/2019 menunjukkan Unilever akan mampu mencatatkan pertumbuhan penjualan pada tahun ini sekitar 3%-5%. Margin operasi juga akan ditingkatkan menjadi 20% pada 2020, dari 18,4% pada 2018.
Sementara itu, PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) pada 2018 mencatatkan pendapatan Rp41,80 triliun, naik 1,45% year on year (yoy). Adapun, laba bersih meningkat 30,05% yoy menuju Rp9,11 triliun.
Kuartal I/2019, Penjualan Unilever Global Lampaui Prediksi Analis
Perusahaan raksasa consumer goods Unilever melaporkan kinerja kuartal I/2019 yang melampaui ekpektasi analis. Peningkatan penjualan didorong oleh kenaikan harga dan volume penjualan, serta kuatnya pasar di negara berkembang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Topik
Konten Premium