Bisnis.com, JAKARTA — Emiten makanan dan minuman, mengincar kenaikan penjualan sebesar 5%-15% pada saat puasa dan Lebaran dibandingkan dengan bulan lainnya, seiring dengan peningkatan daya beli pada periode tersebut.
Direktur PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk. Paulus Tedjosutikno mengatakan, kenaikan penjualan akan terjadi pada 2 bulan sebelum lebaran, terutama untuk penjualan produk seasonal biskuit. Perseroan memperkirakan kenaikan penjualan pada bulan tersebut mencapai 10%-15% dibandingkan bulan lainnya.
Produk seasonal biskuit biasanya dalam kemasan khusus ukuran besar, seperti kaleng dan stoples. Kenaikan permintaan pada produk biskuit itu seiring dengan kebutuhan pada saat lebaran yang digunakan sebagai hantaran maupun suguhan.
Emiten dengan kode saham GOOD ini telah mengantisipasi kenaikan penjualan produk seasonal biskuit dengan menyiapkan produksi jauh hari sebelumnya. Dengan demikian, distribusi produk dapat dilakukan lebih cepat sebelum Ramadan ke outlet dan jaringan pasar modern. "[Kenaikan penjualan] sekitar 10%-15%," katanya, Minggu (14/4/2019).
Berdasarkan laporan keuangan konsolidasian 2018, emiten dengan kode saham GOOD itu, mencetak penjualan sebesar Rp8,05 triliun atau naik 7,60% secara tahunan. Penjualan berasal dari segmen makanan ringan yang berkontribusi sebesar 85,12%, diikuti segmen minuman sebesar 14,87%.
Adapun, laba bersih yang dibukukan pada periode tersebut sebesar Rp404,93 miliar atau naik 18,57% secara tahunan. Pada 2019, perseroan memasang target penjualan tumbuh 15%. Jika mengacu pada perolehan 2018, maka perseroan mengincar penjualan sebesar Rp9,26 triliun sepanjang tahun ini.
Lebih lanjut, emiten produsen beras premium, PT Buyung Poetra Sembada Tbk. mengincar kenaikan penjualan sebesar 5%-10% pada periode puasa dan lebaran, dibandingkan bulan lainnya.
Investor relations Buyung Poetra Sembada F Dion Surijata menjelaskan bahwa tren penjualan emiten dengan kode saham HOKI itu selalu meningkat setiap momentum jelang Ramadan dan Lebaran. Kenaikan penjualan sekitar 5%-10%.
Perseroan telah mengantisipasi tren kenaikan permintaan ini dengan meningkatkan produksi. Seiring dengan momentum penyelenggaraan Pemilu dan Ramadan, perseroan memperkirakan realisasi pendapatan semester I/2019 bakal lebih tinggi dari semester II/2019.
Berdasarkan laporan keuangan 2018, HOKI mencetak penjualan dan laba bersih masing-masing sebesar Rp1,43 triliun dan Rp90,20 miliar atau naik sebesar 18,32% dan 88,07% secara tahunan. HOKI mengincar penjualan dapat meningkat 15% pada 2019 atau sekitar Rp1,65 triliun sepanjang tahun ini.
"Tren kenaikan ini telah diperkirakan karena momennya selalu berulang setiap tahun. Sehingga perseroan sudah memiliki strategi untuk mengantisipasi tren kenaikan permintaan ini," katanya pada Minggu (14/4/2019).