BIsnis.com, BANYUWANGI—Emiten telekomunikasi PT XL Axiata Tbk. berencana memperluas jaringan ke wilayah terluar dan wilayah timur Indonesia secara lebih agresif pada tahun ini.
Direktur Teknologi XL Axiata, Yessie D. Yosetya menyampaikan, sejauh ini, perseroan telah memulai pembangunan jaringan di Kepulauan Anambas untuk wilayah terluar di kawasan Indonesia Barat.
Sementara untuk di kawasan Timur, emiten berkode saham EXCL tersebut akan memperluas jaringan di wilayah Nusa Tenggara Timur, Maluku Utara, Maluku, dan Papua.
“Jaringan di wilayah terluar Indonesia akan semakin luas. Tahun ini, XL sudah terknoneksi di Kep. Anambas, kemudian juga jaringan yang baik sudah tersedia di Nusa Tenggara. 2019 ini kami akan mulai membangun di Ternate, Ambon, dan Jayapura,” katanya dalam rangkaian XL Axiata Media Gathering 2019 di Banyuwangi, Jawa Timur, Kamis (4/4/2019).
Di Nusa Tenggara Timur, EXCL telah membangun jaringan data, baik 4G maupun 3G, di 15 kota/kabupaten. Tahun ini, perseroan berencana melanjutkan perluasan jaringan yang telah dimulai tahun lalu secara lebih agresif lagi, mulai dari Sumba, Flores, hingga Pulau Timor.
Adapun, BTS-BTS 4G milik EXCL juga telah beroperasi di sejumlah pulau kecil, seperti di Pulau Rote.
Secara keseluruhan, untuk di Kawasan Indonesia Timur secara keseluruhan, EXCL mengklaim telah melayani pelanggan di 150 kota/kabupaten, yang tersebar di Jawa Timur, Bali, Nusa Tengara, Sulawesi, Maluku, dan Papua.
Yessie melanjutkan, dengan perluasan tersebut, jaringan XL Axiata telah menjangkau sekitar 440 kota/kabupaten, atau lebih dari 95% populasi Indonesia. DIharapkan pula, layanan XL di kawasan timur Indonesia juga naik 41% dibandingkan 2018.
“Sebelum 2019, perluasan layanan data di wilayah timur itu hampir tidak ada, nol. Tapi sekarang, di Nusa Tenggara saja, kami sudah ada jaringan data di 31 kabupaten dan kota,” imbuh Yessie.
Lebih lanjut, berdasarkan data yang disusun EXCL pada tahun lalu juga menunjukkan bahwa kontribusi pertumbuhan trafik layanan data tumbuh signifikan di wilayah luar Jawa, seperti di Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi. Yessie pun mengungkapkan, perseroan bakal lebih banyak membangun kabel fiber optik di wilayah-wilayah tersebut untuk merespons permintaan trafik internet yang kian meningkat.
Untuk tahun ini, EXCL akan menggelontorkan belanja modal sebesar Rp7,5 triliun, atau lebih tinggi dari capex tahun lalu sebesar Rp6,8 triliun untuk keperluan perluasan jaringan.
Berdasarkan laporan keuangan per Desember 2018, pertumbuhan pendapatan EXCL tercatat naik 0,4% ke level Rp23,001 triliun di sepanjang tahun lalu, dari posisi Rp22,901 triliun pada tahun 2017.
Adapun, pendapatan layanan data EXCL tumbuh sebesar 13,77% secara yoy menjadi Rp14,89 triliun, dari sebelumnya Rp13,08 triliun.
Kontribusi dari pendapatan layanan data tersebut juga naik menjadi 80% terhadap total pendapatan perseroan pada akhir 2018, dari sebelumnya sebesar 69%.
Pada periode yang sama, EXCL juga mencatatkan rugi bersih sebesar 979% ke level Rp3,29 triliun, kontras dengan laba yang diperoleh pada tahun sebelumnya Rp375 miliar, yang sebagian besar disebabkan oleh percepatan depresiasi BTS 2G