Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bursa Asia Melemah di Tengah Kekhawatiran Isu Perdagangan AS -China

Indeks MSCI Asia Pacific di luar Jepang tergelincir 0,38% setelah lima hari berturut-turut naik ke level tertinggi sejak akhir Agustus. Pelemahan dipimpin oleh indeks S&P/ASX 200 Australia yang melemah 0,83% dan S&P/NZX 20 Selandia Baru yang turum 0,53%
bursa asia
bursa asia

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Asia mundur dari level tertinggi delapan bulan pada Kamis (4/4/2019) karena investor mengatur posisi tengah kekhawatiran baru tentang pembicaraan perdagangan China-AS yang sedang berlangsung dan dampaknya terhadap prospek pertumbuhan dunia.

Indeks MSCI Asia Pacific di luar Jepang tergelincir 0,38% setelah lima hari berturut-turut naik ke level tertinggi sejak akhir Agustus. Pelemahan dipimpin oleh indeks S&P/ASX 200 Australia yang melemah 0,83% dan S&P/NZX 20 Selandia Baru yang turum 0,53%

Sementara itu, indeks Hang Seng Hong Kong melemah 0,17%, indeks Topix turun 0,11%, dan indeks SET 50 Thailand melemah 0,49%. Di sisi lain, indeks Nikkei 225 ditutup menguat 0,05% sedangkan indeks Shanghai Composite menguat 0,94%.

Dilansir Bloomberg, pelemahan di bursa Asia berakar pada penantian investor dan kurangnya berita utama baru pada pembicaraan perdagangan China-AS, sementara data ekonomi AS yang mengecewakan minggu ini juga menjadi sentimen.

"Ini akan membutuhkan beberapa terobosan signifikan, seperti penghapusan total tarif yang diterapkan tahun lalu, untuk memberikan momentum baru bagi pasar," kata Tai Hui, Asia Pacific Market Chief Strategist di JP Morgan Asset Management.

Sentimen risiko sebaliknya telah oleh tanda-tanda kemajuan dalam pembicaraan perdagangan China-AS. Penasihat ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow mengatakan pada hari Rabu bahwa kedua pihak bertujuan untuk menjembatani perbedaan selama pembicaraan pekan ini.

Investor tertarik untuk melihat apakah pembicaraan yang sedang berlangsung tersebut mengarah ke pertemuan yang lebih awal dari yang diantisipasi antara Presiden AS Donald Trump dan China Xi Jinping untuk menandatangani perjanjian.

"Juga ada pertanyaan penting apakah perjanjian akan cukup untuk menghidupkan kembali sentimen bisnis dan siklus perdagangan global," ungkap Hui.

Sementara itu, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dijadwalkan bertemu dengan Wakil Perdana Menteri China Liu He di Gedung Putih pada hari ini, Kamis waktu setempat.

Rencana pertemuan Trump dan Liu He datang di tengah merebaknya spekulasi bahwa perundingan kesepakatan perdagangan antara dua negara berkekuatan ekonomi terbesar dunia tersebut tengah memasuki tahap final.

Perundingan kedua belah pihak telah berlanjut di Washington pada Rabu (3/4/2019), dengan agenda pertemuan Liu bersama Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer dan Menteri Keuangan Steven Mnuchin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper