Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Positifnya Pasar Obligasi Topang Kinerja RD Pendapatan Tetap

Reksa dana pendapatan tetap tercatat memberikan imbal hasil yang paling tinggi bulan lalu, ditopang oleh meredanya tekanan dari sisi kenaikan suku bunga.
Petugas menjelaskan tata cara berinvestasi kepada calon investor di gedung Jakarta Investment Center (JIC), Jakarta, Kamis (2/8/2018)./Bisnis-Felix Jody Kinarwan
Petugas menjelaskan tata cara berinvestasi kepada calon investor di gedung Jakarta Investment Center (JIC), Jakarta, Kamis (2/8/2018)./Bisnis-Felix Jody Kinarwan

Bisnis.com, JAKARTA – Reksa dana pendapatan tetap tercatat memberikan imbal hasil yang paling tinggi pada bulan lalu, ditopang oleh meredanya tekanan dari sisi kenaikan suku bunga.

Berdasarkan data Infovesta Utama, return reksa dana pendapatan tetap pada Maret 2019 tercatat 1,06%, mengungguli imbal hasil produk reksa dana lainnya. 

Selanjutnya, kinerja reksa dana campuran tercatat 0,73% yang diikuti oleh reksa dana pasar uang sebesar 0,42%. Adapun, reksa dana saham menempati posisi terbawah dengan mencatatkan kinerja sebesar 0,19%. 

Bonny Iriawan, Executive Vice President Intermediary Business Schroders Indonesia, memaparkan bahwa potensi Bank Indonesia untuk menahan atau bahkan menurunkan suku bunga menjadi angin segar bagi kinerja reksa dana pendapatan tetap.

Adapun tekanan BI untuk menaikkan suku bunga dalam rangka menjaga nilai tukar rupiah mulai berkurang sejak Bank Sentral AS (Federal Reserve) mengeluarkan pernyataan dovish untuk menaikkan suku bunga hanya satu kali sebesar 25 bps pada tahun ini.

"Bahkan mungkin tidak harus naikkan Fed Funds Rate kalau inflasi di AS moderat. Ekspektasinya dolar AS tidak berlanjut menguat sampai akhir tahun," kata Bonny kepada Bisnis pada Senin (1/4/2019).

Oleh karena itu, kini aliran dana asing pun mulai kembali ke emerging market termasuk Indonesia, sehingga nilai tukar rupiah bergerak stabil. Dengan demikian, BI pun dinilai tidak perlu lagi mengerek suku bunga lebih jauh. 

Bahkan dengan inflasi yang terjaga di level 0,11% m-o-m pada Maret, atau lebih rendah dibandingkan dengan konsensus sebesar 0,14%, Bank Indonesia juga dinilai justru berpotensi untuk menurunkan suku bunga. Adapun inflasi secara tahunan tercatat 2,48%.

Bonny sepakat bahwa aset obligasi kini memang menarik dibandingkan dengan saham setidaknya hingga akhir tahun. Namun demikian, investasi di saham tetap direkomendasikan untuk jangka panjang.

"Bukan berarti alihkan dari saham ke pendapatan tetap. Tetap investasi di saham (jangka panjang), meski secara alokasi aset, obligasi lebih menarik daripada saham setidaknya sampai akhir tahun," imbuh Bonny.

Adapun secara year-to-date per 29 Maret 2019, indeks reksa dana pendapatan tetap juga menjadi satu-satunya reksa dana yang berkinerja melampaui indeks acuannya sebesar 2,99%.

Infovesta Utama mencatat dalam laporan mingguannya, kinerja positif dari indeks reksa dana pendapatan tetap pada bulan lalu juga ditopang oleh kinerja Infovesta Government Bond Index sebesar 1,13%. Sementara itu, Infovesta Corporate Bond Index turut mencetak kinerja bulanan positif sebesar 0,51%.

Selanjutnya Infovesta mencatat 57,51% dari total 313 produk reksa dana pendapatan tetap juga melampaui kinejra Infovesta Fixed Income Fund Index.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper