Bisnis.com, JAKARTA— PT Jasa Marga (Persero) Tbk. tengah mempersiapkan berbagai instrumen pendanaan alternatif di pasar modal sebagai sumber pemenuhan belanja modal perseroan pada 2019.
Direktur Keuangan Jasa Marga Donny Arsal mengklaim penawaran kontrak investasi kolektif dana investasi infrastruktur atau Dinfra mendapatkan respons positif dari investor. Pihaknya saat ini tinggal mencari waktu yang tepat untuk mencatatkan instrumen itu di Bursa Efek Indonesia (BEI).
“Jadinya Rp700 miliar dengan ekuitas,” jelasnya di Jakarta, Selasa (26/3/2019).
Dia mengklaim penawaran surat utang tersebut mencatatkan oversubscribed. Bahkan, terdapat salah satu investor yang akan memasukkan dana hingga Rp500 miliar.
Donny mengatakan pada penerbitan Dinfra tahap awal akan berfokus kepada fitur ekuitas. Emiten berkode saham JSMR itu menjadikan proyek jalan tol Gempol—Pandaan sebagai underlying dengan imbal hasil bagi investor sekitar 9%.
Selain Dinfra, Donny menyebut perseroan juga telah melakukan finalisasi struktur untuk step up coupon bond dan zero coupon bond. Penerbitan instrumen itu diharapkan dapat dilakukan pada kuartal II/2019 atau kuartal III/2019.
Lebih lanjut, dia menjelaskan bahwa step up coupon bond membanderol kupon sesuai operasional jalan tol. Artinya, kupon yang dibayarkan sesuai dari cash flow ruas tersebut.
“Jadi mungkin di bawah market tetapi makin diujung ketika cash flow makin kuat yang dibayarkan semakin besar,” jelasnya.
Aplikasi instrumen itu, sambungnya, dapat dicoba untuk seluruh tol yang telah beroperasi. Pihaknya juga masih memantau minat investor terhadap instrumen tersebut.
Untuk zero coupon bond, lanjut dia, bukan berarti instrumen tersebut tidak memiliki bunga. Akan tetapi, bunga akan dibukukan di depan.
“Jadi kami tidak keluar cash flow sampai jatuh tempo,” tuturnya.
JSMR tercatat telah memiliki sejumlah rencana ekspansi pada 2019. Salah satunya untuk mengoperasikan sembilan ruas tol baru tahun ini.
Pada 2018, total 1.000 kilometer (km) ruas JSMR telah beroperasi. Sementara itu, total konsesi yang dimiliki sepanjang 1.527 km per akhir tahun lalu.
Adapun, perseroan tol pelat merah itu juga masih mengupayakan tambahan empat konsesi ruas baru dengan panjang sekitar 250 km. Belanja modal yang dianggarkan sekitar Rp27 triliun pada 2019.