Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Reksa Dana Tematik Infrastruktur Moncer, Ini Komentar Analis

Reksa dana tematik sektor infrastruktur ikut mencatatkan kinerja yang positif seiring dengan tumbuhnya indeks saham sektor infrastruktur sepanjang tahun berjalan.
Pengunjung menggunakan smartphone di dekat papan elektronik yang menampilkan perdagangan saham di BEI, Jakarta, Rabu (20/3/2019)./Bisnis-Dedi Gunawan
Pengunjung menggunakan smartphone di dekat papan elektronik yang menampilkan perdagangan saham di BEI, Jakarta, Rabu (20/3/2019)./Bisnis-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA — Reksa dana tematik sektor infrastruktur ikut mencatatkan kinerja yang positif seiring dengan tumbuhnya indeks saham sektor infrastruktur sepanjang tahun berjalan.

Berdasatkan data Infovesta Utama, sejumlah produk reksa dana tematik seperti Panin Dana Infrastruktur Bertumbuh, BNP Paribas Infrastruktur Plus, TRAM Infrastruktur Plus, dan Mega Asset Greater Infrastructure ikut mencatatkan kinerja yang baik masing-masing, 7,65%, 4,78%, 3,40%, dan 2,96%. 

Keempat produk tersebut bahkan melampaui kinerja yang ditorehkan oleh indeks reksa dana saham sebesar 2,11%, meski belum mengalahkan performa indeks sektor infrastruktur maupun SMInfra18.

Adapun, imbal hasil indeks saham sektor infrastruktur secara year-to-date per 25 Maret 2019 pukul 15.13 WIB terpantau menghijau 7,98% secara year-to-date atau melampaui return IHSG sebesar 3,24%. Sementara itu, kinerja indeks SMInfra18 per akhir pekan lalu melambung 11,14%.

Head Investment Avrist Asset Management Farash Farich menjelaskan, indeks saham infrastruktur mendapat dorongan kenaikan terutama dari saham PT Smartfren Telecom Tbk. (FREN), PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, (GIAA), PT Jasa Marga (Persero) Tbk. (JSMR), PT XL Axiata Tbk. (EXCL), dan PT Indosat Tbk. (ISAT).

Berdasarkan data Bloomberg, FREN menyumbang sebesar 73,82% ke dalam kenaikan indeks infrastruktur di sepanjang tahun berjalan. Lanjut dari sektor telekomunikasi lainnya, ISAT turut menyumbang kenaikan 9,16%

“FREN dan ISAT naik harga sahamnya karena rumor potensi adanya konsolidasi di industri telekomunikasi yang mungkin melibatkan kedua perusahaan,” kata Farash kepada Bisnis.com, Senin (25/3/2019).

Selanjutnya, saham GIAA berkontribusi sebesar 10,72% terhadap penguatan indeks sektor infrastruktur. Farash memaparkan, kenaikan tersebut ditopang oleh sentimen penurunan harga minyak dunia dan avtur. Hal itu pun diharapkan dapat meningkatkan marjin laba perusahan dibandingkan dengan tahun lalu.

Adapun, dalam sebulan terakhir, indeks infrastruktur mulai memperlihatkan penurunan sebesar 4,65% terhadap IHSG yang juga melemah menjadi 0,79%. “Dalam sebulan terakhir, justru Indeks Keuangan mencatat nilai positif 0,2%,” imbuh Farash.

Ke depannya, Farash menilai sektor keuangan, beberapa perusahaan barang konsumsi, perusahaan beton, dan beberapa ritel dapat mencetak kinerja yang baik pada tahun ini.

Adapun, sektor keuangan diperkirakan bakal mendapat topangan dari ekspektasi tidak adanya kenaikan suku bunga. Hal itu, kata Farash, dapat membatasi kenaikan cost of fund perbankan dan NIM diharapkan lebih baik pada tahun ini.

Sementara itu, untuk perusahaan beton diperkirakan mencetak kinerja yang positif didorong oleh balance sheet dan cash flow nan sehat serta valuasi yang sudah murah

Selanjutnya, beban usaha yang tidak naik banyak karena harga komoditas dan minyak yang turun diharapkan bisa menjadi sentimen positif bagi perusahaan konsumsi.

“Perusahaan ritel karena pertumbuhan same store sales growth (SSSG) yang masih stabil,” kata Farash.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dwi Nicken Tari
Editor : Riendy Astria
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper