Bisnis.com, JAKARTA — Pilarmas Investindo Sekuritas memperkirakan IHSG hari ini, Rabu (20/3/2019) akan cenderung bergerak melemah dengan sentimen yang harus diperhatikan adalah berita mengenai perkembangan perang dagang.
Maximilianus Nico Demus, Direktur Riset dan Investasi Pilarmas Investindo Sekuritas, mengatakan bahwa Presiden Trump kemarin menyampaikan bahwa pembicaraan dengan China berjalan dengan sangat baik.
Hal ini disampaikan pada Selasa kemarin bersamaan dengan konfrensi pers bersama Presiden Brazil Jair Bolsonaro. Perwakilan Dagang Amerika Serikat, Robert dan Steven akan kembali melakukan perjalanan ke Beijing pada tanggal 25 Maret untuk menuntaskan kesepakatan.
Pertemuan ini akan dilanjutkan oleh kedatangan kembali Wakil Perdana Menteri China Liu He ke Washington pada tanggal yang belum di konfirmasi.
Trump sendiri mendesak para negosiator untuk segera menutup kesepakatan, karena tampaknya Trump sendiri membutuhkan kesepakatan ini sebagai bahan kampanye berikutnya dalam Pemilihan Presiden Amerika Serikat nanti.
"Hal inilah yang sejalan dengan prediksi kami juga bahwa tampaknya Trump tidak akan semudah meninggalkan meja perundingan seperti yang dilakukan sebelumnya kepada Korea Utara, dikarenakan kesepakatan perdamaian dagang antara Amerika dan China sangat dibutuhkan untuk bahan kampanye pemilihan," katanya dalam riset harian, Rabu (20/3/2019).
Berlanjut dari berita tersebut, tenggat waktu yang semakin dekat membuat Theresa May berada dalam tekanan yang cukup besar. May sedang menyusun permintaan untuk meminta lebih banyak waktu untuk mencapai kesepakatan yang akan memenangkan dukungan parlemen.
Kalaupun Inggris meminta perpanjangan waktu selama 3 bulan hingga Juni, hal ini hanya memperpanjang ketidakpastian dan meningkatkan resiko bisnis.
Namun di Brussels, gambarannya berbeda. Para pejabat setempat menyampaikan kepada May bahwa May hanya memiliki waktu 3 minggu untuk memutuskan apakah akan memperpanjang tenggat waktu Brexit hingga 2020 atau pergi tanpa kesepakatan di bulan Juli.
Saat ini May sedang menyusun surat kepada Uni Eropa untuk menetapkan permintaaanya untuk memperpanjang batas waktu melewati 29 Maret 2019.
Pada dasarnya May menginginkan penundaan selama 3 bulan, tetapi tampaknya May sendiri ragu bahwa Uni Eropa akan menyetujuinya. Pertandingan memasuki babak extra time, sehingga cepat atau lambat drama ini akan berakhir.
Menjelang pertemuan Fed pada hari Kamis, saat ini pasar dalam negeri terlihat masih wait and see menjelang keputusan Fed terkait kebijakan suku bunga.
Meskipun investor sudah mengukur kecilnya kemungkinan Bank Sentral akan kembali menaikkan tingkat suku bunga, tetapi penurunan dari dolar Amerika menjadi perhatian pasar.
Goldman Sach dalam pernyataannya kemarin menyampaikan bahwa Bank Indonesia memiliki potensi untuk memotong tingkat suku bunga hingga 2x tahun ini sebanyak 50 bps. Hal ini disebabkan oleh The Fed yang kian Dovish sehingga mendukung pemotongan tingkat suku bunga dalam negeri.
"Hal ini juga merupakan salah satu tambahan keyakinan prediksi kami, bahwa pemotongan tingkat suku bunga bukanlah sesuatu yang tidak mungkin," katanya.
Apalagi probabilitas pemotongan tersebut akan meningkat apabila di semester pertama, The Fed tidak jadi menaikkan tingkat suku bunga. "Secara teknikal, kami memproyeksikan IHSG bergerak mixed cenderung melemah dan diperdagangkan pada rentang harga 6.470-6.496 untuk perdagangan hari ini," katanya.
Pada perdagangan Selasa (19/3/2019) IHSG ditutup melemah 29 poin atau 0,45% ke level 6.480. Sektor industri dasar, aneka industri, manufaktur, konsumer dan infrastruktur memberikan kontribusi penurunan terbesar pada perdagangan kemarin. Investor asing mencatatkan pembelian bersih sebesar Rp170 miliar.