Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pilarmas Sekuritas : Sentimen Global Siap Dongkrak IHSG

Pilarmas Investindo Sekuritas memperkirakan bahwa pada perdagangan hari ini, Senin (18/3/2019) pasar saham berpotensi menguat dengan sejumlah faktor global menjadi sentimennya.
Pekerja melintas di depan layar pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jum'at (22/2/2019)./ANTARA-Indrianto Eko Suwarso
Pekerja melintas di depan layar pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jum'at (22/2/2019)./ANTARA-Indrianto Eko Suwarso

Bisnis.com, JAKARTA — Pilarmas Investindo Sekuritas memperkirakan bahwa pada perdagangan hari ini, Senin (18/3/2019) pasar saham berpotensi menguat dengan sejumlah faktor global menjadi sentimennya.

Maximilianus Nico Demus, Direktur Riset dan Investasi Pilarmas Investindo Sekuritas, mengatakan bahwa pada akhirnya Gubernur Bank Sentral Japan, Haruhiko Kuroda kemarin tidak mengubah kebijakan tingkat suku bunganya. 

Dia masih berusaha untuk menaikkan inflasi sebesar 2%, setelah sebelumnya pemerintah Jepang telah menyuarakan dukungan untuk pendekatan yang lebih fleksibel untuk tujuan inflasi yang belum tercapai dalam satu dekate. 

Jepang sendiri harus mencapai 2% untuk mencapai siklus pertumbuhan ekonomi mandiri, di mana keuntungan perusahaan yang lebih tinggi, konsumsi bahan bakar, dan investasi. 

Beralih dari Bank Sentral of Japan, The Fed dan beberapa bank sentral dunia lainnya minggu ini akan melakukan pertemuan di masing masing negara, yakni Inggris, Brail, Kolombia, Islandia, Swiss, Filipina, Indonesia, Rusia, Thailand dan Norwegia. 

Pertemuan pekan ini untuk memutuskan tingkat suku bunga ke depannya. Dari The Fed sendiri diperkirakan mempertahankan tingkat suku bunga yang stabil pada pertemuan yang diadakan pada hari Rabu nanti dan berpotensi untuk menunjukkan apakah The Fed akan mengalami kenaikkan sebanyak 1 kali atau justru tidak sama sekali. 

Meskipun secara titik media Fed Plot, masih terlihat adanya kenaikkan meskipun hanya 1x. Selain tingkat suku bunga yang dinanti, penyesuaian neraca The Fed juga merupakan salah satu yang sangat dinanti, termasuk nilai besarannya dan kapan akan dilaksanakannya. 

Sentimen berikutnya datang dari Gubernur PBOC, Yi Gang, yang mengatakan bahwa Amerika dan China telah mencapai konsensus pada banyak masalah penting. 

Namun, dari sisi Amerika mengatakan bahwa opsi menaikkan tarif impor China harus tetap dicanangkan sebagai bagian dari sebuah kepastian bahwa China akan memegang perjanjiannya. 

Lebih lanjut, Premier Li Keqiang sekali lagi menyampaikan pada penutupan Kongres Rakyat Nasional kemarin, bahwa China akan melakukan pemotongan pajak pertambahan nilai yang efektif pada tanggal 1 April untuk memberikan stimulus kepada perekonomian China yang kian tumbuh melambat. 

Dari dalam negeri, Bank Indonesia kemarin melalui direktur eksekutifnya menyampaikan bahwa, Bank Indonesia siap membeli obligasi pemerintah dari pasar, yang bertujuan untuk mencegah capital outflow.  Tentu hal ini mengindikasikan sesuatu yang sangat baik, karena Bank Indonesia menjaga kepercayaan pasar. 

Rilis data neraca perdagangan pada Jumat yang memberikan sentimen positif terhadap stabilitas ekonomi dalam negeri memberikan dampak optimis terhadap pelaku pasar. Surplus perdagangan sebesar 330 juta USD berada diluar ekspektasi pasar. 

Ekspor turun 11,33% menjadi U$12,53 miliar yang berasal dari penurunan migas sebesar 21,8%. Total ekspor Januari – Februari US$26,46 miliar dibandingkan dengan periode sama tahun lalu US$28,69 miliar. Sementara itu,  impor turun 13,98% menjadi US$12,20 miliar. 

Menurunnya ekspor terkait produk komoditas dalam negeri seiringan dengan menurunnya harga dan permintaan dari pasar internasional.  Ekspor ke China turun 26% menjadi US$1,54 miliar, sedangkan ekspor ke Amerika turun 1% menjadi US$1,27 miliar. Sedangkan untuk ekspor nonmigas ke China turun US$191,1 juta. 

"Kami melihat adanya penurunan impor bahan baku dan barang perantara sehingga memberikan gambaran menurunnya produktivitas pada industry dalam negeri," katanya dalam riset harian, Senin (18/3/2019). "Secara teknikal, kami memproyeksikan IHSG menguat dan diperdagangkan pada rentang harga 6.440 untuk perdagangan hari ini," lanjutnya.

Pada perdagangan Jumat (15/3/2019), IHSG ditutup menguat 47,917 poin atau 0,75% ke level 6.461. Sektor industri dasar, keuangan dan perdagangan memberikan kontribusi kenaikan terbesar pada perdagangan kemarin. Investor asing mencatatkan pembelian bersih sebesar Rp409,7 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Riendy Astria
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper