Bisnis.com, JAKARTA — Kendati membukukan kenaikan pendapatan, laba bersih emiten jasa perawatan maskapai PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk. justru mengalami penurunan pada 2018.
Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan perseroan Jumat (15/2/2019) malam, emiten dengan kode saham GMFI tersebut membukukan pendapatan US$470,09 juta pada 2018 atau naik 6,99% yang pada 2017 mencatatkan US$439,28.
Di sisi lain, beban usaha GMFI mengalami peningkatan pada 2018 yakni tercatat US$421,02 juta, naik 12,85% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Beban paling besar berasal dari beban material perseroan yang meningkat 28,04% dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Kendati membukukan kenaikan pendapatan, entitas anak PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. tersebut mencatatkan laba yang dapat diatribusikan ke entitas induk sebesar US$30,54 juta pada 2018, tergerus 40,04% dibandingkan dengan 2017 US$50,94juta.
Direktur Utama GMFI, Iwan Joeniarto mengatakan bahwa penurunan pendapatan tersebut disebabkan oleh dua hal, yaitu beban material subkontrak dan beban keuangan perseroan.
Beban material subkontrak meningkat karena naiknya harga material subkontrak vendor selama 2018, sedangkan beban keuangan perseroan akibat dari kondisi makroekonomi yang membebani pelanggan GMFI, sehingga berpengaruh kepada keuangan operasional maskapai, termasuk biaya perawatan.
“Ke depannya, kami akan meningkatkan kapabilitas dan kapasitas dari segmen produk yang kita miliki agar bisa menaikkan profit margin dan membentuk skema pembayaran yang memberikan kenyamanan kepada perusahaan juga terhadap pelanggan GMFI. Hal ini sebagai bentuk mitigasi atas kebutuhan dana operasional tambahan di luar rencana kerja tahunan,” jelasnya dalam keterangaN resmi, Selasa (19/2/2019).
Sementara itu, pada laporan 2018, total aset yang dimiliki GMFI mengalami peningkatan, dalam 2018, total aset yang dimiliki GMFI sejumlah US$742,54 naik 37,72% dibandingkan dengan tahun sebelumnya.