Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Lonjakan Produksi Batu Bara Tahun 2018 Didorong IUP di Daerah

Kementerian ESDM menyatakan penambahan produksi dari Izin Usaha Pertambangan (IUP) di daerah menjadi pemicu melonjaknya produksi batu bara sepanjang tahun lalu.
Alat berat dioperasikan untuk membongkar muatan batu bara dari kapal tongkang, di Pelabuhan Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa (3/4/2018)./JIBI-Paulus Tandi Bone
Alat berat dioperasikan untuk membongkar muatan batu bara dari kapal tongkang, di Pelabuhan Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa (3/4/2018)./JIBI-Paulus Tandi Bone

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian ESDM menyatakan penambahan produksi dari Izin Usaha Pertambangan (IUP) di daerah menjadi pemicu melonjaknya produksi batu bara sepanjang tahun lalu.

Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM, Bambang Gatot Ariyono mengatakan laporan produksi sebagian IUP di daerah memang baru tercatat di pusat. Alhasil, catatan produksi pun membengkak.

Menurutnya, ada dua faktor yang membuat produksi membengkak pada tahun lalu. Pertama, peningkatan produksi dari IUP yang telah lama menambang. Kedua, adanya IUP-IUP yang mulai masuk pada tahap operasi produksi pada tahun lalu.

"Kemungkinannya selain ada kenaikan biasa, beberapa IUP mulai produksi. Kalau di daerah itu memang unpredictable dan cukup sulit untuk dikontrol," tuturnya kepada Bisnis.com, Senin (18/2/2019).

Bambang mengatakan kejadian serupa berpotensi teulang pada tahun ini. Beberapa IUP saat ini sedang dalam dalam proses konstruksi untuk segera masuk dalam tahap operasi produksi.

Berdasarkan data dari Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara, produksi batu bara sepanjang tahun lalu mencapai 548,58 juta ton. Jumlah tersebut lebih tinggi 20 juta ton dari catatatn awal Januari 2019 sebanyak 528 juta ton.

Adapun selisih tersebut disebabkan laporan produksi  dari IUP di daerah belum masuk semua pada awal Januari. Seperti diketahui, kewenangan perizinan IUP saat ini ada di bawah gubernur.

Sementara itu, tidak ada perubahan pada catatan DMO atau tetap 115 juta ton. Dengan demikian, persentase DMO pada tahun lalu turun dari catatan awal sebesar 21,9% menjadi 20,96%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Lucky Leonard
Editor : Fajar Sidik

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper