Bisnis.com, JAKARTA--Sentimen dalam negeri berhasil mendorong penguatan rupiah ke level baru Rp14.032-Rp14.071 per dolar AS pada hari ini, Senin (28/1).
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengungkapkan penguatan rupiah dipengaruhi oleh empat faktor.
Pertama, kepercayaan investor asing terus kuat dan itu terbukti dari terus masuknya aliran modal asing tidak hanya PMA, tapi juga investasi portofolio, baik di obligasi, saham dan jenis aset yang lain.
Kedua, sinergi kebijakan antara pemerintah, BI, dan OJK serta berbagai pihak semakin kuag dalam mendukung prospek ekonomi yang lebih baik dan stabilitas yang terjaga.
Hal ini dibuktikan melalui kebijakan pemerintah yang dirilis minggu lalu terkait dengan mendorong ekspor dengan menghilangkan hambatan ekspor dan penataan logistik.
"Selanjutnya kami koordinasi dengan pemerintah dorong ekspor baik otomotif, elektronik dan garmen dan juga makanan minuman. Disamping itu, kami juga persiapkan kebijakan lanjutan untuk subtitusi impor baik di komoditas baja dan farmasi," papar Perry.
Ketiga, BI melihat mekanisme pasar semakin berkembang.
Saat ini, pasar tidak hanya bergantung pada spot, swap tapi juga DNDF. Perry menegaskan BI selalu memastikan bahwa likuiditas valas cukup, baik di pasar spot, dan DNDF.
Keempat, dia mengakui ketahanan eksternal Indonesia semakin membaik termasuk di sisi transaksi berjalan yang menurun dan aliran modal asing. Bahkan, dia melihat surplus neraca modal semakin meningkat.