Bisnis.com, JAKARTA—Harga emas menguat menembus level US$1.300 per troy ounce seiring dengan sejumlah data ekonomi negatif dari zona Eropa dan penantian terhadap hubungan dagang Amerika Serikat dengan China.
Pada penutupan perdagangan Jumat (25/1/2019) waktu setempat, harga emas spot naik 1,88% atau 24,04 poin menuju US$1.305,25 per troy ounce. Dalam waktu yang sama, harga emas Comex kontrak April 2019 meningkat 1,42% atau 18,30 poin menjadi US$1.304,20 per troy ounce.
Dalam publikasi risetnya, tim analis Monex Investndo Futures (MIFX) menuliskan, harga emas bergerak menguat pada perdagangan akhir pekan di tengah berbagai sentimen negatif yang beredar di pasar.
“Data iklim bisnis IFO Jerman yang lebih rendah, menambah beban perekonomian zona euro setelah Kamis kemarin indeks pembelian manufaktur yang mengalami kontraksi,” paparnya dalam riset, dikutip Minggu (27/1/2019).
Data Bisnis IFO Jerman pada Januari 2019 bergerak lebih rendah ke level 99,1, sekaligus lebih kecil dari estimasi 100,7 dan pencapaian pada Desember 2018 sebesar 101. Sementara pada Kamis (24/1/2019) kemarin indeks pembelian manufaktur Jerman berada di bawah level 50, atau batas untuk ekspansi industri.
Sikap Bank Sentral Eropa (ECB) pada perekonomian dunia saat ini juga cenderung dovish jika menyimak komentar Presiden ECB Mario Draghi. Dia mengakui pertumbuhan ekonomi di zona Eropa kemungkinan akan lebih lemah dari yang diperkirakan sebelumnya, karena sentimen negatif mulai dari perlambatan China hingga Brexit.
Menurut tim analis MIFX, faktor penentu penguatan emas selanjutnya ada pada prospek pembicaraan perdagangan AS-China yang tampaknya masih jauh dari kata sepakat. Adapun, deadline berakhirnya gencatan senjata perdagangan pada 1 Maret 2019, atau kurang lebih tersisa satu bulan lagi.
“Jika makin berlarut maka emas bisa semakin menguat, sebaliknya, jika AS dan China mencapai kata sepakat, maka emas diprediksi akan berbalik melemah,” tulisnya.
Emas Tembus US$1.300 Terangkat Data Negatif Zona Euro
Harga emas menguat menembus level US$1.300 per troy ounce seiring dengan sejumlah data ekonomi negatif dari zona Eropa dan penantian terhadap hubungan dagang Amerika Serikat dengan China.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Hafiyyan
Editor : Fajar Sidik
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
12 jam yang lalu
Ada yang Masuk & Borong Jumbo Saham PGAS Jelang Tutup 2024
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
35 menit yang lalu
The Fed Pangkas Suku Bunga Acuan 25 Bps, Wall Street Ditutup Anjlok
44 menit yang lalu