Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Emas Meredup

Sepanjang perdagangan kemarin, Kamis (24/1), harga emas di pasar global tak beranjak dari zona merah. Hal tersebut terbebani oleh dolar yang lebih kuat dan kenaikan harga saham di Eropa dan Asia.

Bisnis.com, JAKARTA — Sepanjang perdagangan kemarin, Kamis (24/1), harga emas di pasar global tak beranjak dari zona merah. Hal tersebut terbebani oleh dolar yang lebih kuat dan kenaikan harga saham di Eropa dan Asia.

Sementara, para investor juga menunggu kesimpulan dari pertemuan kebijakan Bank Sentral Eropa (ECB) di kemudian hari.

Berdasarkan data Bloomberg, harga emas Comex kontrak Desember 2018 dibuka dengan penguatan  0,09% atau 1,10 poin di level US$1,292.20 per troy ounce.

Namun, hingga Kamis (24/1/2019) pukul 18.31 WIB, harga komoditas itu berada di zona degradasi, minus 0,45% atau 5,80 poin menjadi US$1,284.40 per troy ounce.  Dengan raihan itu, harga emas menurun sebanyak 0,23% sejak awal tahun ini.

“Dolar [AS] masih relatif kuat,” kata Philip Newman, Direktur di Metal Focus seperti dikutip dari Bloomberg, Kamis (24/1/2019).

Artinya emas masih menghadapi tantangan jangka pendek. Newman mengatakan, menambahkan logam mulia itu hanya salah satu penerima manfaat dari minat baru untuk safe havens dari volatilitas pasar. “Dolar AS yang lebih kuat ,, perlindungan lain bagi investor, membuat emas lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya,” katanya.

Jeffrey Currie dari Goldman Sachs Group Inc., mengatakan, saham-saham di Eropa naik bersamaan dengan saham-saham di Asia karena investor menunggu perkembangan baru pembicaraan China atau setidaknya sinyal pertumbuhan global. Dengan demikian, para investor berpeluang melego emas untuk mencari keuntungan di instrumen lain yang cenderung beresiko.

“Emas akan didukung oleh investor yang mencari lindung nilai terhadap kekhawatiran resesi, tumbuhnya permintaan dari konsumen India dan China, serta pembelian bank,” katanya dilansir dari Bloomberg, Kamis (24/1/2019).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dika Irawan
Editor : Gajah Kusumo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper