Bisnis.com,JAKARTA — Kementerian Badan Usaha Milik Negara mengungkapkan rencana belanja modal total seluruh perseroan pelat merah karya mencapai Rp108 triliun pada 2019.
Deputi Bidang Restrukturisasi dan Pengembangan Usaha Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Aloysius Kiik Ro mengatakan prognosa realisasi belanja modal selurh BUMN karya mencapai Rp90 triliun pada 2018. Untuk tahun ini, prognosis total belanja modal perseroan konstruksi dan infrastruktur pelat merah itu mencapai Rp108 triliun.
Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, Aloysius mengatakan pihaknya akan mendorong perseroan pelat merah untuk mendorong berbagai instrumen pendanaan alternatif. Selain itu, BUMN juga didorong untuk mengoptimalkan kembali pasar modal dalam negeri.
“Beberapa inisiatif pendanaan seperti komodo bond, green bond, dan Dinfra akan diteruskan,” jelasnya di Jakarta, Selasa (22/1/2019).
Dia menambahkan saat ini sebagian kontraktor pelat merah telah melakukan switching model bisnis. Artinya, beberapa tidak lagi hanya menjadi sebagai penggarap konstruksi, tetapi juga melakukan investasi.
Sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini M. Soemarno menjelaskan bahwa realisasi belanja modal atau capital expenditure (capex) hampir mencapai Rp500 triliun pada 2018. Rencananya, dana yang digelontorkan tahun ini akan lebih besar atau naik sekitar 60%.
“Tahun ini mungkin yang keluar benar-benar lebih besar sampai sekitar Rp775 triliun hingga Rp800 triliun. Jumlah itu dari rencana kerja anggaran perusahaan [RKAP] yang dilaporkan oleh BUMN,” jelasnya.
Berdasarkan data Kementerian BUMN, realisasi belanja modal perseroan pelat merah terus merangkak naik dari 2014-2017. Dana yang digelontorkan naik dari Rp223 triliun pada 2014, Rp268 triliun pada 2015, Rp298 triliun pada 2016, dan Rp349 triliun pada 2017.
Rini mengungkapkan komposisi terbesar dari total belanja modal BUMN tahun ini berasal dari PT Pertamina (Persero). Pasalnya, perseroan minyak dan gas milik negara itu akan memulai sejumlah proyek secara penuh. “Pertamina akan memulai secara penuh proyek di Balikpapan, Tuban, dan Insya Allah Cilacap. Jadi, itu yang besar-besar,” paparnya.
Selain itu, dia mengungkapkan sejumlah proyek infrastruktur juga masih menjadi prioritas perseroan pelat merah. Salah satunya pembangunan transit oriented development (TOD).
Di sektor jalan tol, Rini mengatakan masih menjadi prioritas penyelesaian sejumlah proyek seperti Trans-Sumatra, tol Banyuwangi, dan Bogor-Ciawi-Sukabumi. Selanjutnya, infrastruktur seperti pelabuhan dan bandar udara (bandara) juga menjadi prioritas.