Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pound Sterling Inggris Stabil Setelah Kesepakatan Brexit Ditolak

Nilai tukar pound sterling Inggris terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dilaporkan stabil pada perdagangan pagi ini, Rabu (16/1/2019), setelah kesepakatan Brexit yang diusung Perdana Menteri (PM) Theresa May ditolak dengan margin yang menghancurkan.
Ilustrasi-Mata uang Poundsterling dan Euro/Reuters
Ilustrasi-Mata uang Poundsterling dan Euro/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar pound sterling Inggris terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dilaporkan stabil pada perdagangan pagi ini, Rabu (16/1/2019), setelah kesepakatan Brexit yang diusung Perdana Menteri (PM) Theresa May ditolak dengan margin yang menghancurkan.

Berdasarkan data Reuters, pound sterling diperdagangkan lebih tinggi di level US$1,2864 setelah semalaman bergerak volatil antara level US$1,2670 dan US$1,2917.

Nilai tukar pound sterling sebelumnya telah terjungkal lebih dari 1% terhadap dolar AS pada perdagangan Selasa (15/1), tetapi mampu bangkit kembali usai pengambilan suara terkait kesepakatan Brexit digelar.

Pemerintahan PM May mengalami kekalahan telak pada Selasa malam waktu setempat setelah mayoritas anggota parlemen menolak kesepakatan Brexit hasil rundingan May dengan Uni Eropa (UE).

Sebanyak 432 anggota parlemen menolak kesepakatan tersebut dan hanya 202 suara yang mendukungnya. Ini menjadi kekalahan parlementer terburuk bagi pemerintah dalam sejarah pengambilan suara di Inggris.

Akan tetapi, ada pula kekhawatiran bahwa hasil tersebut mungkin akan memicu pergolakan politik yang dapat menyebabkan proses perpisahan dari Uni Eropa secara semrawut.

“Meski margin kekalahan yang dialami May mengejutkan, kekalahan itu sendiri adalah sesuatu yang telah diperhitungkan oleh harga pasar untuk waktu yang lama dan tampaknya pelaku pasar melakukan short dalam pound setelah voting,” kata Yukio Ishizuki, pakar strategi mata uang senior di Daiwa Securities.

Inggris djadwalkan meninggalkan UE pada 29 Maret, namun hasil pemungutan suara itu justru semakin membuat pengunduran diri Inggris beserta waktu pemberlakuannya menjadi tidak jelas.

“Pasar saat ini mempertimbangkan tenggat waktu Brexit pada Maret yang diperpanjang. Dalam jangka panjang, bisa ada dua skenario yakni Brexit tanpa kesepakatan atau tidak Brexit sama sekali,” lanjut Ishizuki.

Sementara itu, pihak oposisi pemerintah, Partai Buruh yang dipimpin oleh Jeremy Corbyn segera menyerukan mosi tidak percaya setelah hasil pemungutan suara diumumkan. Voting untuk menentukan nasib Theresa May akan dilaksanakan pada Rabu malam (16/1) waktu Inggris.

Jika May kalah, perhitungan mundur selama 14 hari akan dimulai dan jika pemerintahan Partai Konservatif atau alternatifnya gagal mendapat dukungan dalam pemungutan suara tidak percaya berikutnya, maka pemilihan umum akan dipercepat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper