Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kurs Tengah BI Melemah 32 Poin, tapi Rupiah Pimpin Penguatan di Asia

Kurs jual ditetapkan Rp14.154 per dolar AS, sedangkan kurs beli berada di Rp14.014 per dolar AS. Selisih antara kurs jual dan kurs beli adalah Rp140.
Karyawan bank memperlihatkan uang pecahan Dolar AS dan Rupiah di Jakarta, Senin (7/1/2019)./ANTARA-Rivan Awal Lingga
Karyawan bank memperlihatkan uang pecahan Dolar AS dan Rupiah di Jakarta, Senin (7/1/2019)./ANTARA-Rivan Awal Lingga

Bisnis.com, JAKARTA – Bank Indonesia mematok kurs tengah hari ini, Selasa (15/1/2019) di level Rp14.084 per dolar AS, melemah 32 poin atau 0,23% dari posisi Rp14.052 pada Senin (14/1).

Kurs jual ditetapkan Rp14.154 per dolar AS, sedangkan kurs beli berada di Rp14.014 per dolar AS. Selisih antara kurs jual dan kurs beli adalah Rp140.

Adapun berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah di pasar spot terpantau menguat 31 poin atau 0,22% ke level Rp14.094 per dolar AS pada pukul 11.20 WIB.

Pagi ini, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dibuka terapresiasi 30 poin atau 0,21% ke level Rp14.095 per dolar AS dari level penutupan perdagangan sebelumnya.

Nilai tukar rupiah mampu rebound terhadap dolar AS setelah ditutup melemah 77 poin atau 0,55% ke level Rp14.125 per dolar AS pada perdagangan Senin (14/1/2019).

Sepanjang perdagangan hari ini, rupiah bergerak di kisaran Rp14.075-Rp14.097 per dolar AS.

Rupiah juga memimpin mayoritas mata uang di Asia yang menguat siang ini. Penguatan rupiah disusul oleh yuan China yang naik 0,24% dan won Korea Selatan yang menguat 0,22%.

Sementara itu, indeks dolar Amerika Serikat (AS) yang mengukur kekuatan mata uang dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama dunia, terpantau melemah 0,075 poin atau 0,08% ke level 95,535 pada pukul 11.09 WIB.

Sebelumnya indeks dolar dibuka di zona merah dengan depresiasi 0,044 poin atau 0,05% di level 95,566, setelah pada perdagangan Senin (14/1) juga berakhir melemah 0,06% atau 0,060 poin di posisi 95,610.

Dilansir Reuters, dolar AS melemah di tengah meningkatnya ekspektasi bahwa Federal Reserve akan menunda kenaikan suku bunga tahun ini karena perlambatan pertumbuhan global.

Kekhawatiran atas perlambatan ekonomi AS dan juga kontraksi tak terduga dalam neraca perdagangan China telah memicu kekhawatiran tentang pelambatan global yang tajam, yang kemungkinan menahan The Fed untuk melakukan pengetatan kebijakan moneter lebih lanjut tahun ini.

"Ada kekecewaan yang kuat terhadap dolar mengingat ekspektasi The Fed, tetapi pada saat yang sama tidak ada pengganti yang menarik. Selama 6-12 bulan ke depan, tren dolar akan melemah," kata Sim Moh Siong, analis valas di Bank of Singapore, seperti dikutip Reuters.

Pekan lalu, Gubernur The Fed Jerome Powell mengatakan bank sentral AS dapat bersabar pada kebijakan moneter mengingat inflasi tetap stabil.

 

Kurs Transaksi Bank Indonesia (Rupiah)               

15 Januari

14.084

14 Januari

14.052

11 Januari

14.076

10 Januari

14.093

9 Januari

14.120

SumberBank Indonesia

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Sutarno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper