Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sektor Barang Mewah Tertekan Data Dagang China, Bursa Eropa Turun

Data perdagangan China yang mengejutkan menghentikan reli bursa saham Eropa yang telah berlangsung selama empat sesi perdagangan berturut-turut sebelumnya, rentetan kenaikan terpanjang sejak November.
Indeks Bursa Eropa/Reuters
Indeks Bursa Eropa/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Data perdagangan China yang mengejutkan menghentikan reli bursa saham Eropa yang telah berlangsung selama empat sesi perdagangan berturut-turut sebelumnya.

Berdasarkan data Reuters, pada perdagangan Senin (14/1/2019), indeks Stoxx 600 Eropa ditutup turun 0,5%, menghapus sebagian kenaikan yang dibukukan sebelumnya.

Saham barang-barang mewah dan teknologi mendorong penurunannya di tengah keresahan investor tentang perlambatan pertumbuhan global dan kinerja keuangan perusahaan yang lebih lemah dari perkiraan.

China secara tak terduga mencatat penurunan ekspor dan impor pada bulan Desember 2018. Fakta ini menunjukkan pelemahan lebih lanjut dalam negara berekonomi terbesar kedua di dunia tersebut dan permintaan global yang lebih lesu.

Berdasarkan data Administrasi Bea Cukai China, ekspor dalam dolar turun 4,4% pada Desember dari bulan yang sama tahun sebelumnya, sementara impor turun 7,6% pada periode yang sama. Penurunan ekspor dan impor tersebut merupakan yang terburuk sejak 2016.

Dengan penurunan ekspor dan impor tersebut, neraca perdagangan dalam denominasi dolar AS meningkat menjadi US$57,1 miliar pada Desember.

Sementara itu, untuk keseluruhan tahun 2018 ekspor dalam dolar AS naik 9,9% menjadi US$2,48 triliun, sedangkan impor naik 15,8%, dengan surplus neraca perdagangan sebesar US$351,8 miliar.

Indeks DAX Jerman dan CAC 40 Prancis masing-masing turun 0,3% dan 0,4%. Adapun indeks FTSE 100 London melemah 0,9% menjelang pemungutan suara terkait kesepakatan Brexit di parlemen Inggris pada Selasa (15/1/2019) waktu setempat.

Saham perusahaan barang-barang mewah, yang mengandalkan selera pembeli untuk tas tangan dan perhiasan dari kaum kelas menengah di China, menanggung beban terbesar dari aksi penjualan tersebut.

Saham LVMH, Hermes, dan pemilik Gucci, Kering, berada di antara saham dengan penurunan terbesar di Paris, antara 1,6%-2,6%, sedangkan saham Moncler turun 2,7% di Milan. Rata-rata, sepertiga dari sektor barang mewah terdampak atas kondisi permintaan dari China.

Saham perusahaan perhiasan asal Denmark Pandora yang merosot 6% ke dasar STOXX 600, juga tertekan oleh penurunan target harga oleh Morgan Stanley. Kendati demikian, saham Burberry mampu melawan tren penurunan kemarin, ditopang upgrade BAML menjadi netral dari underperform.

Di Eropa, kesuraman pada seluruh saham teknologi kembali dengan data China yang lebih lemah. Indeks teknologi turun 1,5%.

Menambah keresahan pasar adalah awal musim laporan kinerja keuangan korporasi di AS untuk kuartal keempat 2018.

Data I/B/E/S Refinitiv menunjukkan, kinerja keuangan perusahaan dalam S&P 500 akan tumbuh 14,5% pada kuartal terakhir tahun tersebut, paling lambat sejak kuartal ketiga 2017 sekaligus jauh lebih rendah dari kenaikan sebesar 28,4% pada kuartal ketiga tahun lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper