Bisnis.com, JAKARTA — Outstanding obligasi korporasi Indonesia dalam 10 tahun terakhir terus tumbuh signifikan, mencapai 11,6% sekaligus kedua tertinggi di Asia Pasifik, menandakan positifnya pertumbuhan pasar obligasi di Indonesia.
Berdasarkan data Asian Bond Online dan Pefindo, nilai outstanding obligasi korporasi Indonesia per September 2018 sudah mencapai US$28,1 miliar. Sejak 2009, outstanding obligasi korporasi Indonesia terus meningkat dari semula hanya US$9,4 miliar.
Secara tahunan, rata-rata pertumbuhan outstanding obligasi korporasi Indonesia pada periode 2009-September 2018 adalah 11,6%. Tingkat pertumbuhan ini hanya kalah dari China yang masih di urutan pertama, dengan rata-rata tingkat pertumbuhan 18,5% per tahun.
Rata-rata tingkat pertumbuhan Indonesia sama dengan Thailand, tetapi lebih unggul dibandingkan kawasan lain di Asia Pasifik, seperti Hong Kong yang tumbuh 2,9%, Jepang yang turun 3,3%, Korea Selatan yang naik 7,4%, Malaysia dengan peningkatan 6,5%, Filipina yang meningkat 11,3%, Singapura dengan pertumbuhan 8,1%, dan Vietnam yang naik 8,9%.
Kendati demikian, nilai outstanding obligasi korporasi Indonesia masih jauh tertinggal dibandingkan kebanyakan negara lain di Asia Pasifik. Outstanding terbesar dimiliki oleh China dan Korea Selatan (Korsel), masing-masing US$2,48 triliun dan US$1,67 triliun.
Indonesia hanya lebih unggul dibandingkan Filipina yang sebesar US$22,2 miliar dan Vietnam yang sebesar US$3,4 miliar. Hal ini menunjukkan masih sangat rendahnya penetrasi obligasi korporasi di Indonesia.
“Penetrasi yang rendah mengindikasikan bahwa pertumbuhan penerbitan obligasi korporasi di masa mendatang di Indonesia masih prospektif,” kata Direktur Utama Pefindo Salyadi Saputra, Jumat (11/1/2019).