Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemangkasan Impor CPO India Untungkan Malaysia

India telah memangkas pajak impor pada produk minyak kelapa sawit mentah dan olahan dari negara-negara Asia Tenggara (Asean) setelah mendapat permintaan dari pemasok.
Kelapa sawit./Bloomberg-Taylor Weidman
Kelapa sawit./Bloomberg-Taylor Weidman

Bisnis.com, JAKARTA – India telah memangkas pajak impor pada produk minyak kelapa sawit mentah dan olahan dari negara-negara Asia Tenggara (Asean) setelah mendapat permintaan dari pemasok.

Penurunan pajak tersebut bisa memacu kenaikan impor minyak kelapa sawit dari pembeli utama minyak nabati dunia itu dalam beberapa bulan ke depan. Hal itu juga berpotensi menyusutkan kesenjangan harga dengan minyak nabati lain seperti minyak kedelai dan minyak biji bunga matahari.

Pada penutupan perdagangan Senin (31/12) harga minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil/CPO) stagnan pada posisi 2.121 ringgit per ton dan membukukan penurunan harga hingga 18% secara year-on-year (yoy).

Pajak pada CPO diturunkan menjadi 40% dari sebelumnya 44%, sedangkan pajak pada produk sulingan dipangkas menjadi 50% dari 54%.

Adapun, pengiriman pasokan CPO sulingan dari Malaysia akan dipajaki 45% dibandingkan dengan pajak sebesar 54% sebelumnya.

Pada Maret 2018, India menaikkan paja impornya untuk CPO menjadi 44% dari sebelumnya hanya 30% dan meningkatkan pajak CPO sulingan menjadi 54% dari 40%.

Kepala Eksekutif Sunvin Group Sandeep Bajoria mengatakan bahwa harga CPO saat ini sudah makin kompetitif karena adanya pengurangan pajak yang akan membantu membawa impor India naik mulai Januari dan seterusnya.

India umumnya mengimpor CPO dari Indonesia dan Malaysia serta minyak kedelai dari Argentina dan Brasil. Selain itu, negeri Bollywood itu juga membeli sedikit pasokan minyak biji bunga matahari dari Ukraina dan minyak kanola dari Kanada.

Berdasarkan data Solvent Extractors Association (SEA), impor CPO-nya anjlok 6,4% dari setahun lalu menjadi hanya 8,7 juta ton pada periode 2017/2018 yang berakhir Oktober lalu.

Indonesia dan Malaysia, dua negara produsen CPO teratas dunia, berencana mengurangi pajak impor di New Delhi karena jumlah pasokan dari kedua negara produsen terbesar itu naik.

“Kemudian, impornya anjlok pada Desember dan kembali naik pada bulan yang sama karena sejumlah pengimpor sudah menunda pengirimannya untuk mengantisipasi pemangkasan tarif,” kata B.V. Mehta, Direktur Eksekutif di SEA.

Kesenjangan pajak antara CPO dan CPO sulingan kini menyusut menjadi hanya 5,5% dari sebelumnya hingga 11% untuk pengiriman dari Malaysia. Mehta mengimbuhkan bahwa faktor tersebut bisa menjadi pemicu kenaikan impor CPO sulingan.

“Kenaikan impor produk sulingan akan merugikan industri domestik dan akan menahan ekspansi penanaman sawit di India,” tambahnya.

India bergantung pada impor hingga 70% untuk memenuhi keseluruhan konsumsi minyak nabatinya, naik dari 44% pada 2001/2002.

“Biasanya, Indonesia memenuhi pasar minyak kelapa sawit di India. Penurunan pajak tersebut sekarang bisa menambah pangsa pasar untuk Malaysia.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper