Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kurs Tengah Menguat 143 Poin, Rupiah Paling Perkasa di Asia

Dolar AS merosot mendekati level terendah dalam satu pekan karena investor berspekulasi Federal Reserve akan memperlambat laju pengetatan moneter AS setelah pertemuan kebijakannya yang berlangsung hari ini.
Lembaran mata uang rupiah dan dolar AS diperlihatkan di salah satu jasa penukaran valuta asing di Jakarta, Senin (2/7/2018)./ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari
Lembaran mata uang rupiah dan dolar AS diperlihatkan di salah satu jasa penukaran valuta asing di Jakarta, Senin (2/7/2018)./ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari

Bisnis.com, JAKARTA – Bank Indonesia mematok kurs tengah hari ini, Rabu (19/12/2018) di level Rp14.380 per dolar AS, menguat 143 poin atau 0,98% dari posisi Rp14.523 pada Selasa (17/12).

Kurs jual ditetapkan Rp14.452 per dolar AS, sedangkan kurs beli berada di Rp14.308 per dolar AS. Selisih antara kurs jual dan kurs beli adalah Rp146.

Sementara itu, berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah di pasar spot terpantau menguat 131 poin atau 0,9% ke level Rp14.370 per dolar AS pada pukul 11.01 WIB.

Nilai tukar rupiah mulai melanjutkan penguatannya dengan dibuka terapresiasi 0,46% atau 66 poin di level Rp14.435 per dolar AS, setelah pada perdagangan Selasa (18/12) mampu ditutup menguat 79 poin atau 0,54% ke level Rp14.501 per dolar AS.

Sepanjang perdagangan pagi ini, rupiah bergerak di kisaran Rp14.352-Rp14.435 per dolar AS.

Rupiah menguat paling tajam di Asia, memimpin pergerakan positif mayoritas mata uang lainnya. Penguatan rupiah disusul won Korea Selatan yang terapresiasi 0,47% dan rupee India yang menguat 0,42%.

Sementara itu, indeks dolar AS, yang melacak pergerakan nilai tukar dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama, terpantau melemah 0,257 poin atau 0,26% ke level 96,847 pada pukul 11.16 WIB.

Sebelumnya, indeks dolar AS dibuka melemah 0,2% atau 0,194 poin ke level 96,910, setelah pada akhir perdagangan Selasa (18/12), indeks dolar ditutup menguat hanya 0,004 poin ke lvel 97,104.

Dilansir Reuters, dolar AS merosot mendekati level terendah dalam satu pekan karena investor berspekulasi Federal Reserve akan memperlambat laju pengetatan moneter AS setelah pertemuan kebijakannya yang berlangsung hari ini.

"Posisi menuju pertemuan FOMC sangat defensif dan itulah mengapa kami melihat dolar melemah," kata Michael McCarthy, analis pasar di CMC Markets.

Sentimen risiko telah dilanda oleh data ekonomi yang lebih lemah dari perkiraan dari China dan zona euro, sementara sengketa perdagangan China-AS dan jatuhnya harga minyak telah menambah kekhawatiran terhadap ekonomi global.

Di Asia, fokus pasar tertuju pada pertemuan Central Economic Working Conference (CEWC) China yang dimulai pada hari Rabu untuk melihat tujuan pertumbuhan dan reformasi Beijing.

Kurs Transaksi Bank Indonesia (Rupiah)               

19 Desember

14.380

18 Desember

14.523

17 Desember

14.617

14 Desember

14.538

13 Desember

14.536

SumberBank Indonesia

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper