Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ridwan Kamil Copot Dirut BJB, Pelepasan Saham Pemprov Banten Mencuat

Pemegang saham mayoritas Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. atau BJB yaitu Pemerintah Provinsi menginginkan perusahaan berorientasi kepada pembangunan daerah, tidak hanya fokus kredit konsumsi. Hasil RUPS LB pun memutuskan memberhentikan Direktur Utama BJB Ahmad Irfan.
Direktur PT Bank Pembangunan Jawa Barat dan Banten Tbk. (Bank BJB) Agus Mulyana (dari kiri) berbincang dengan Komisaris Independen Suwarta, Sekertaris Perusahaan M. As'adi Budiman, Direktur Nia Kania dan Direktur Suartini saat paparan kinerja di Jakarta, Kamis (25/10/2018)./JIBI-Abdullah Azzam
Direktur PT Bank Pembangunan Jawa Barat dan Banten Tbk. (Bank BJB) Agus Mulyana (dari kiri) berbincang dengan Komisaris Independen Suwarta, Sekertaris Perusahaan M. As'adi Budiman, Direktur Nia Kania dan Direktur Suartini saat paparan kinerja di Jakarta, Kamis (25/10/2018)./JIBI-Abdullah Azzam

Bisnis.com, BANDUNG- Pemegang saham mayoritas Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. atau BJB yaitu Pemerintah Provinsi menginginkan perusahaan berorientasi kepada pembangunan daerah, tidak hanya fokus kredit konsumsi.

Hasil RUPS LB pun memutuskan memberhentikan Direktur Utama BJB Ahmad Irfan.  Selain pergantian jajaran direksi, RUPS LB itupun mewacanakan pelepasan saham Pemprov Banten sebesar 5%.

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil yang bertindak sebagai pemegang saham mayoritas BJB mengakui kinerja perusahaan masih cukup cemerlang. Akan tetapi, lanjutnya, kinerja cemerlang BJB tersebut masih berfokus kepada sektor konsumsi.

Di sisi lain, sebagai BPD, perusahaan diminta mempunyai kontribusi lebih besar dalam mendongkrak pembangunan di wilayah Jawa Barat. Menurut Emil, sapaan akrab gubernur, sebagian besar pemerintah daerah di Jawa Barat masih membutuhkan banyak pendanaan untuk pembangunan infrastruktur serta fasilitas yang mendorong perekonomian.

“Sejarahnya BJB itu BPD, karena itu sudah seharusnya bisa mengembangkan perekonomian dan pembangunan daerah,” ungkap Emil, Selasa (11/12/2018).

Kinerja keuangan Bank BJB secara keseluruhan masih mencerminkan kondisi positif. Jika bertolak dari laba bersih yang digapai perusahaan, pada kuartal III/2018 mencapai Rp1,34 triliun, naik 25,4% dibandingkan Rp1,071 triliun pada periode sama tahun lalu.

Pertumbuhan laba bersih tersebut ditopang dengan kenaikkan pendapatan. Pendapatan operasional BJB mencapai Rp5,55 triliun pada kuartal III/2018, naik tipis 5,4% dibandingkan Rp5,26 triliun pada periode sama tahun lalu.

Sejalan dengan peningkatan tipis pendapatan yang masih di bawah target tersebut, beruntungnya BJB berhasil memangkas biaya operasional. Pada kuartal III/2018, biaya tersebut mencapai Rp3,72 triliun, turun 3,4% dibandingkan Rp3,85 triliun pada periode sama tahun lalu.

Meski demikian, dari sis ipenyaluran kredit BJB masih mengandalkan sektor konsumsi. Hal ini terlihat dari kenaikan kredit konsumsi yang disalurkan BJB mencapai Rp5,34 triliun pada kuartal III/2018, naik 5,8% dibandingkan periode sama tahun lalu.

Lebih jauh, DPK BJB malah melorot. BJB menangguk DPK sebesar Rp84,3 triliun pada kuartal III/2018, turun 2,8% dibandingkan Rp86,7 triliun pada periode sama tahun lalu.

Dengan catatan tersebut, Emil mengungkapkan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS LB) memutuskan pemberhentian Direktur Utama BJB Ahmad Irfan. Untuk sementara, posisi tersebut dikendalikan Direktur Kepatuhan dan Manajemen Risiko BJB Agus Mulyana.

“Dengan pergantian Dirut tersebut, kami mengharapkan ada kesesuaian orientasi BJB ke depan, jangan UMKM yang banyak di Jabar malah mendapatkan porsi hanya 5% dari keseluruhan kredit, idealnya 40%,” kata Emil.

Sebaliknya, Pelaksana Dirut BJB Agus Mulyana enggan memberikan komentar terkait arahan baru dari pemegang saham mayoritas.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Kahfi
Editor : Fajar Sidik

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper