Bisnis.com, JAKARTA -- Pergerakan IHSG sukses berlanjut pada akhir perdagangan pada hari kedelapan berturut-turut, Kamis (8/11).
Kemarin, IHSG ditutup menguat 0,62% atau 36,92 poin di level 5.976,81, level penutupan tertinggi sejak 31 Agustus. Indeks bahkan sempat menguat hingga hampir menyentuh level 6.000 setelah dibuka dengan penguatan 0,55% atau 32,44 poin di level 5.972,33 pada pagi kemarin.
Sepanjang perdagangan kemarin, IHSG bergerak pada level 5.949,52 – 5.996,84. Adapun, pada perdagangan Rabu (7/11), IHSG berakhir naik 0,27% atau 15,96 poin ke posisi 5.939,89.
Dari 614 saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), sebanyak 231 saham menguat, 164 saham melemah, dan 219 saham stagnan.
Sebanyak tujuh dari sembilan sektor menetap di wilayah positif, dipimpin perdagangan yang menguat 1,64% dan finansial 0,94%. Sebaliknya, sektor pertanian dan aneka industri masing-masing berakhir turun 1,44% dan 0,04%.
Saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) yang masing-masing naik 2,37% dan 2,04% menjadi pendorong utama terhadap berlanjutnya reli IHSG.
Sementara itu, investor asing membukukan aksi beli bersih (net buy) senilai lebih dari Rp1 triliun pada perdagangan Kamis (8/1).
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, investor asing membukukan aksi beli bersih atau net buy senilai sekitar Rp1,1 triliun, sekaligus merupakan aksi beli bersih hari ke-11 berturut-tur
Investor asing membukukan aksi beli sekitar 1,46 miliar lembar saham senilai Rp3,95 triliun. Adapun aksi jual investor asing tercatat 1,25 miliar lembar saham senilai sekitar Rp2,84 triliun.
Total nilai transaksi yang terjadi di lantai bursa mencapai Rp9,26 triliun dengan volume perdagangan tercatat sekitar 9,7 miliar lembar saham.
Equity Technical Analyst Lanjar Nafi mengungkapkan pada hari perdagangan terakhir pekan ini, investor akan mencermati data inflasi Tiongkok dan tetap berhati-hati merespons keputusan The Fed soal laju pengetatan kebijakan pada tahun depan.
“Secara teknikal, pergerakan menguat IHSG membentuk pola northern star dengan indikasi mengancam penguatan lanjutan IHSG menuju phase distribusi menuju koreksi. Indikator Stochastic dead-cross pada area jenuh beli dengan momentum yang mulai tinggi pada indikator RSI,” ungkap Lanjar.
Dia menyebut pergerakan IHSG hari ini akan dibayangi aksi profit taking dengan rentang pergerakan 5.900—6.000. Beberapa saham yang dapat dicermati yaitu ANTM, EXCL, HRUM, ERAA, INKP, MEDC, PNLF, dan TKIM.
Sementara itu, Analis Binaartha Sekuritas Dennies Christopher Jordan menyampaikan pada hari ini IHSG diprediksi melemah dengan rentang resisten 5.960—5.981 dan support 5.869—5.904. Beberapa saham yang direkomendasikan yaitu PTBA, ELSA, BKSL, SMRA, SCMA, dan BRPT.
“Secara teknikal indicator stochastic membentuk deadcross di area overbought mengindikasikan akan terjadi koreksi dalam jangka pendek. Penguatan nilai tukar rupiah akan menjadi penopang IHSG. Investor juga akan mengantisipasi keputusan the Fed” ungkapnya.