Bisnis.com, JAKARTA – Arab Saudi mengatakan pasar minyak kemungkinan akan bergeser menjadi kelebihan pasokan pada kuartal IV/2018 karena kenaikan cadangan minyak dan perlambatan permintaan, ditambah dengan pengekspor minyak teratas dunia yang akan kembali melakukan peninjauan pada produksi minyaknya.
Gubernur Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dari Arab Saudi Adeeb Al AAma mengatakan bahwa pihaknya berpandangan bahwa pasar minyak pada kuartal IV/2018 akan bergerak menuju oversupply karena adanya kenaikan cadangan minyak dalam beberapa pecan terakhir.
“Kami akan sangat mengawasi dan tidak mengoreksi terlalu dalam sehingga menyebabkan kenaikan cadangan minyak lanjutan,” papar Al-Aama, dilansir dari Reuters, Kamis (25/10).
Produsen minyak dari OPEC dan non-OPEC menyetujui pada Juni untuk mengurangi pengetatan pasokan minyaknya. Namun, organisasi tersebut pad Kamis (25/10/2018) dan merasa perlu untuk mengganti aturannya karena menyebabkan kenaikan cadangan minyak besar besaran dan ketidakpastian ekonomi.
Terkait dengan kekhawatiran akan pelemahan ekonomi global di Negara seperti China, sebagai konsumen terbesar di dunia, Al-Aama mengatakan bahwa pertumbuhan risiko menjadi kekhawatiran utama di Negara berkembang.
“Kami sadar bahwa respons permintaan pada minyak terhadap makroekonomi global akan menimbulkan respons balik dari rekanan kami,” lanjutnya.
Al-Aama menambahkan bahwa Arab Saudi tidak berniat mendorong pasolan ke pasar, melainkan menjadi respons terhadap kebutuhan pasar dan mengatakan bahwa kenaikan produksi dalam beberapa bulan terakhir itu merupakan respons dari kenaikan permintaan.
“Arab Saudi hanya memproduksi jika diperlukan oleh konsumen, tidak lebih. Kami melihat adanya penguatan permintaan untuk komoditas minyak kami pada kuartal III?2018 dan kami akan meningkatkan produksi minyak kami secara bertahap,” paparnya.
Menteri Energi Saudi Khalid Al-Falih mengatakan sebelumnya bahwa kerajaan Saudi akan segera meningkatkan cadangan minyak hingga menjadi 11 juta barel per hari dari jumlah saat ini mencapai 10,7 juta.
“Dengan kami dan produsen lainnya akan meningkatkan produksi, tapi tambahan cadangan kapasitas akan mengetat dengan jumlah yang sama,” kata Al-Falih.
Al-Falih melanjutkan dalam kasus Arab Saudi, dengan kapasitas cadangan yang akan semakin mengetat pada November, kemungkinan akan menahan permintaan dari pasar ke depannya.
Al-Falih menyebutkan permintaan minyak diperkirakan akan anjlok secara musiman pada akhir tahun. Saudi dinilai mampu dan sangat terbuka untuk menambah produksi minyaknya.