Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Minyak Panas Lagi, Ini Pemicunya!

Harga minyak mentah berhasil naik ke posisi lebih tinggi pada akhir perdagangan Kamis (25/10/2018), setelah pasar ekuitas global rebound dan OPEC mengisyaratkan kemungkinan membatasi output dalam beberapa bulan.
Prediksi Harga Minyak WTI/Reuters
Prediksi Harga Minyak WTI/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah berhasil naik ke posisi lebih tinggi pada akhir perdagangan Kamis (25/10/2018), setelah pasar ekuitas global rebound dan OPEC mengisyaratkan kemungkinan membatasi output dalam beberapa bulan.

Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak Desember bertambah 51 sen atau 0,8% dan mengakhiri sesi di level US$67,33 per barel di New York Mercantile Exchange. Total volume yang diperdagangkan sekitar 16% di bawah rata-rata pergerakan 100 hari.

Adapun harga minyak Brent untuk pengiriman Desember naik 72 sen dan berakhir di level US$76,89 per barel di ICE Futures Europe exchange yang berbasis di London. Minyak acuan global ini diperdagangkan premium US$9,56 terhadap WTI.

Dilansir Bloomberg, pasar saham melonjak di Amerika Serikat (AS) dan Eropa, didorong oleh optimisme tentang prospek dari positifnya laporan laba terhadap pertumbuhan ekonomi. 

Sementara itu, Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) mengindikasikan dapat menyesuaikan batas output untuk mencegah munculnya kembali kelebihan suplai yang dapat menekan harga.

Di sisi lain, menurut Direktur International Energy Agency (IEA) Fatih Birol, OPEC harus memperluas produksi untuk melindungi kesehatan pertumbuhan ekonomi global. Tanpa peningkatan, persediaan minyak mentah akan segera mengencang sehingga membahayakan aktivitas ekonomi.

“Dalam beberapa pekan terakhir, Anda telah melihat minyak dan ekuitas diperdagangkan hampir dalam langkah terkunci,” kata Josh Graves, pakar strategi pasar senior di RJO Futures, seperti dikutip Bloomberg.

“Kita berada di titik tengah dalam minyak di mana ada keseimbangan di antaranya jika ada cukup kekhawatiran pasokan bagi kami untuk bangkit kembali, atau pasar ekuitas akan terus bergulir.”

Terlepas dari kenaikan pada Kamis, harga minyak berada di jalur untuk kinerja bulanan terburuk sejak Juli 2016 karena ketegangan perdagangan memicu kekhawatiran tentang permintaan energi global pada saat stok minyak mentah Amerika meningkat.

Faktor penekan global di antaranya dampak sanksi AS terhadap ekspor Iran, ambruknya ekonomi dan produksi minyak mentah Venezuela, dan ancaman terhadap produksi di Afrika Barat dan Utara.

“Perlu ada penggerak yang dapat mendorong harga naik lagi dan sanksi Iran yang berlaku mungkin salah satunya,” kata Hans van Cleef, ekonom energi senior di ABN Amro Bank NV.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper