Bisnis.com, JAKARTA—Kenaikan penjualan yang dicatatkan PT Adi Sarana Armada Tbk pada laporan keuangan kuartal III/2018 belum menggiring pergerakan saham menuju penguatan.
Pada perdagangan saham hari ini, harga saham Adi Sarana Armada ditutup pada posisi sama dengan penutupan hari sebelumnya sebesar Rp268. Pergerakan harga saham perusahaan sempat menyentuh level Rp272 hingga akhirnya ditutup stagnan. Meskipun demikian, kinerja saham berkode ASSA tumbuh 32,67% sepanjang tahun berjalan.
Sementara itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir dengan penurunan 1,53% ke level 5.709,42 dan juga menunjukkan pelemahan 10.17% sepanjang tahun berjalan. Sejalan dengan IHSG, indeks sektor Infrastruktur, utilitas dan transportasi ditutup ke level 1.007,37, merosot lebih dari 10% secara year to date. Kondisi tersebut menjadikan kinerja saham ASSA outperform terhadap IHSG.
Berdasarkan laporan keuangan kuartal III/2018 yang dirilis kemarin, perusahaan membukukan penjualan dan pendapatan sebesar Rp1,35 triliun. Angka tersebut naik 9,86% bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya mencapai Rp1,23 triliun. Kenaikan tersebut seiring dengan penguatan beban pokok penjualan dan pendapatan sebesar 6,77% mencapai Rp919,68 miliar.
Kenaikan penjualan dan pendapatan perusahaan disumbangkan dari kinerja masing-masing segmen usaha. Segmen sewa kendaraan mobil penumpang dan autopool berkontribusi 55,99% terhadap pendapatan perusahaan dan meningkat 6,37% mencapai Rp758,89 miliar pada September 2018. Segmen penjualan kendaraan bekas menyumbangkan 17,12% dan tumbuh 43,45% menjadi Rp232,07. Segmen sewa juru mudi dan segmen jasa logistik turut berkontribusi 13,17% dan 11,10% masing-masing. Segmen jasa lelang ASSA berkontribusi hanya 2,61% tetapi tumbuh paling tinggi 93,38% menjadi Rp35,35 miliar pada kuartal III tahun ini.
Selain itu, perusahaan yang masuk ke dalam sektor infrastruktur, utilitas, dan transportasi ini, juga mengantongi pertumbuhan laba mencapai Rp106,45 miliar, naik 45,46% pada September 2018 dari September tahun lalu sebesar Rp73,18 miliar.
Selanjutnya, perusahaan berencana melakukan ekspansi dengan membeli sebanyak 5.000 unit mobil baru untuk jasa sewa. Sebanyak 4.000 unit dialokasikan untuk menggantikan mobil lama dan 1.000 unit sebagai penambahan armada yang dimiliki perusahaan. Total unit yang dimiliki perusahaan hingga tahun ini mencapai 22.000 unit mobil.
Sebagai langkah ASSA terjun ke bisnis digital untuk menunjang bisnis, perusahaan meluncurkan dua aplikasi online. Yakni Share Car, aplikasi penyewaan mobil dan Caroline-id.com sebuah situs layanan jual-beli mobil bekas. Total investasi yang dikeluarkan perusahaan untuk dua aplikasi baru tersebut senilai Rp12,5 miliar dan Rp6 miliar.
Secara teknikal, harga saham ASSA relatif lebih murah dengan forward P/E ratio 5,4 kali (di bawah rata-rata historis 5 tahun dengan nilai forward P/E ratio sebesar 7,5 kali) sepanjang 2018. Posisi saham ASSA berada pada kondisi netral yang ditunjukkan pada indikator Relative Strength Index dan indikator MACD memperlihatkan momentum masih positif.
Sumber: Bloomberg
*) Purnama Syukri Hadi, analis Bisnis Indonesia Resources Center