Bisnis.com, JAKARTA - Reliance Sekuritas Indonesia memperkirakan indeks harga saham gabungan (IHSG) pada hari ini Selasa (23/10) masih akan bergerak terkonsolidasi dengan kecenderungan tertekan pada kisaran 5800-5876.
Lanjar Nafi, Equity Technical Analyst Reliance Sekuritas menjelaskan Indeks Nikkei (+0.37%), TOPIX (+0.15%), HangSeng (+2.32%), CSI (+4.32%) dan KOSPI (+0.25%) ditutup mayoritas menguat. Indeks Shanghai mengalami lonjakan terbesar sejak 2016 ditengah rencana Presiden China Xi Jinping pada intervensi dan memotong pajak penghasilan pribadi serta mendukung sektor swasta di Tiongkok.
IHSG (+0.05%) meguat tipis 3.14 poin kelevel 5840.43 dengan saham-saham sektor Infrastruktur (+1.69%) memimpin penguatan khususnya sektor telekomunikasi yang dispekulasi akan ada beberapa aksi merger dan akuisisi. Saham ISAT (+5.97%) menguat optimis dengan volume yang tinggi hingga 39.1x dari rata-rata volume selama sebulan. Murahnya Enterprice Value per EBITDA ISAT yang dikisaran 3.7x berbanding perusahaan sejenis 6.7x menjadi salah satu katalis investor.
Selain itu saham PGAS (+3.08%) juga menjadi salah satu kontributor penguatan sektor infrastruktur dengan pertumbuhan EPS secara CAGR 3 tahun diperkirakan 29.4% berbanding 13.1% rata-rata perusahaan di Industrinya.
Rupiah bergerak stabil diawal pekan dilevel Rp15.185 per USD hampir tidak berubah namun investor asing tercatat net sell Rp64.54 miliar pada saham BBCA yang mengalami aksi jual terbesar dilevel 162.94 Miliar rupiah oleh investor asing.
Indeks saham Eropa dibuka mayoritas menguat diawal pekan menyusul penguatan mayoritas indeks saham Asia.
Euro memberikan kenaikan dan dolar menghapus penurunan, sementara pound melemah karena AS mengaburkan lebih banyak garis merah dalam negosiasi Brexit, meningkatkan bahaya bagi Perdana Menteri Theresa May.
Di Italia, obligasi menguat setelah keputusan peringkat oleh Moody’s Investors Service menghapus ancaman langsung dari downgrade ke junk.
Investor selanjutnya akan terus memfokuskan diri pada musim pendapatan emiten kuartal-3 dan beberapa kebijakan moneter di Eropa, Indonesia, Swedia dan Kanada.
Secara teknikal IHSG seakan terkonsolidasi pada area resistance bearish trend dan MA50 namun tertahan pada support MA20. Indikator stochastic bergerak pada area overbought dengan pola dead-cross.
Sehingga diperkirakan IHSG masih akan bergerak terkonsolidasi terancam tertekan hingga melemah melihat beberapa indikator memberikan signal jenuh beli. Support resistance IHSG akan berada pada kisaran 5800-5876.
Saham-saham yang masih dapat dicermati diantaranya ANTM, BJBR, ELSA, INAF, MEDC, PTRO, PGAS.
(Disclaimer on)